Broken Home VS Broken Heart – part 4

20 07 2012

 

Title : Broken Home vs Broken Heart part-4

Author : Silvi a.k.a Lee Kyung Mi

Main Cast : Choi Minho

Park Jiyeon

Supporting Cast : Lee Kyung Mi

Lee Jinki

Kim Ki Bum, etc

Length : Sequel

Genre : friendship, romance, sad

Rating : PG-13

 

“Jiyeon-ah…!” seseorang memanggilku yang berhasil membuyarkan pikiranku, aku pun segera memberhentikan sepedaku dan mencari asal suara itu.

“Yaa! Apa kabar?” katanya yang sudah berada disamping sepedaku.

“K…Key???” Tanyaku yang menyadari bahwa dia Key, temanku sejak di Junior High School.

“Ne, bagaimana kabarmu?”

“Aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana?”

“Seperti yang kau lihat, aku sehat. Hem, bagaimana kalau kita ke sebuah café? Kita kan sudah lama tidak bertemu.”

“Hem, kau yang traktir?” Tanyaku yang membuatnya tersenyum.

“Baiklah. Kajja!” Ujarnya. Lalu, Key meng-gas motornya secara perlahan agar bisa menyeimbangi kecepatan sepedaku ke sebuah café, tempat yang sering aku dan Key kunjungi sejak itu. Akhirnya, kami pun sampai di tempat itu. Tempat ini tidak ada yang berubah, mungkin yang berubah hanya pelayannya saja. Kami pun memilih tempat, dan memesan minuman.

“Kau sekolah dimana?” Tanyanya saatku sedang menyeruput minuman.

“Di sunyoung High school. Kau sendiri?”

“Aku di Chungdam High school.”

“Kenapa kau pindah lagi kesini? Setelah kau meninggalkanku.” tanyaku kesal, karena dia sudah meninggalkanku sendirian di Seoul.

“Yaa! Jiyeon-ah, jadi kau marah? Aigoo…kau ini. Aku harus pindah, kan karena appa. Appa ada kerjaan disana.” Jawabnya.

“Kenapa kau tidak memberitahuku dulu? Pabo!”

“Aisshhh…aku tidak sempat, Jiyeon-ah. Mianhae…” Katanya sembari mengacak-acak rambutku yang memang sudah berantakan. Sifatnya tidak pernah berubah, selalu saja begini. Huh, menyebalkan!

“Ne, lain kali, jika appamu ada kerjaan lagi. Kau harus memberitahuku. Arasseo?! Oh iya, bagaimana di Paris? Apa tempatnya asik? Aku iri sekali padamu. Aah, aku ingin sekali kesana.” Ucapku lirih.

“Ne, arasseo. Eum…sangat menyenangkan. Apa kau ingin sekali kesana? Ya sudah, jika appa kembali bekerja disana, apa kau mau ikut denganku?”

“Ne, aku ingin sekali!” Kataku segera.

“Hem, baiklah.” Ucapnya. Aku dan Key terus saja bercerita tentang pengalaman masing-masing. Aku terpaku saat Key menceritakan seseorang yang bernama Minho. Seperti nama namja menyebalkan itu. Aah…mungkin saja hanya namanya yang sama. Nama seperti itu kan banyak.

“Minho-ah..!” panggil Key pada seseorang, aku pun melihat siapa yang dimaksud Key.

“Key..!” Mwo? Aku terkejut saat yang kulihat namja itu adalah namja yang menyebalkan, namja yang selalu membuatku sial. Apa benar yang diceritakan Key itu, Minho yang ini? Aigooo…kenapa bisa kebetulan seperti ini sih?! Aish, pertama Onew sunbae, sekarang Key! Jincha! Ya, aku baru ingat, kalau Key dan juga Minho pernah ke Paris. Mungkin saja mereka berteman disana. Tapi, kenapa dia harus ada disini? Menyebalkan! Membuat mood-ku berubah saja! Huh!

Minho P.O.V

“Minho-ah..!” panggil seseorang padaku, aku pun mencari asal suara itu.

“Key..!”saat aku sudah menemukan siapa yang memanggilku. Dan kulihat dia bersama yeoja, mungkin itu yeojachingunya. Saat yeoja itu membalikkan badannya, aku sangat terkejut melihatnya. Dia yeoja aneh, yang selalu membuatku sial. Kenapa Key bisa mengenalnya? Aah…Jincha! Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi? Aigoo!

“Sini!” pinta Key. Mau tak mau, aku pun harus kesana, karena Key adalah sahabatku di Paris, dia yang selalu mendengarkan curhatanku. Aku pun menghampiri mereka.

“Minho, kenalkan ini Jiyeon. Jiyeon  kenalkan…” belum sempat Key menyelesaikan pembicaraannya, yeoja aneh itu memotong pembicaraan Key.

“Aku sudah tau!” jawabnya ketus.

“Ne, nado!” Jawabku saat Key menoleh kearahku, sebelum ia bertanya, aku pun sudah menjawabnya.

“Bagus, kalau kalian sudah saling mengenal. Ayo duduk, Minho-ah.” Aku pun mengikuti pintanya. Kini aku dan yeoja aneh itu saling berhadapan. Kulihat tatapan matanya yang tajam, aku pun menatapnya tak kalah tajamnya. Key yang melihat tingkah kami pun menatap binggung.

“Yaa! Kenapa kalian?”

“Annio.” Jawabku dan yeoja itu bersamaan. Ia memalingkan wajahnya kearah luar jendela.

“Yasudah. Minho-ah, kau sudah memesan?” Tanya Key.

“Sudah. Sebentar, aku akan mengambilnya.” Kataku seraya beranjak pergi. Aku sengaja mengambil pesananku sendiri, karena aku punya permainan untuknya. Aku pura-pura tersandung dan setengah minumanku tumpah kebajunya.

“Aiisshh…yaa! Apa yang kau lakukan? Kau sengaja kan?” katanya sembari membersihkan noda minuman yang ada di bajunya.

“Jiyeon-ah…dia tidak sengaja! Dia tersandung, apa kau tidak lihat?” kata Key yang membelaku, aku pun tersenyum dan menjulurkan lidahku ke yeoja itu tanpa sepengetahuan Key.

“Kau membelanya? Baik, aku pergi saja!!!” katanya seraya beranjak pergi dan meniggalkan café ini.

“Yaa! Jiyeon-ah, bukan begitu maksudku.” Kata Key yang melihat yeoja itu sudah keluar dari café ini.

“Apa sih yang sebenarnya terjadi? Kenapa kalian seperti itu?” Tanya Key dengan penuh selidik yang sudah kembali duduk di tempatnya. Dengan terpaksa, aku menceritakan semuanya. Dari mulai pertama kali kami bertemu sampai kami terus saja bertengkar seperti sekarang.

“Aisshh…kau ini. Seperti anak kecil saja, sama seperti Jiyeon.” Katanya sembari beranjak pergi meninggalkan café setelah membayar minuman yang kami pesan.

Jiyeon P.O.V

Aku mengayuh sepedaku dengan perasaan kesal, marah dan sebagainya. Aku terus saja menggerutu dalam hati. Kenapa Key malah membelanya? Padahalkan, dia yang salah. Sungguh menyebalkan! Dia selalu saja berhasil mengerjaiku, bahkan aku tidak diberi kesempatan untuk membalasnya. Lihat saja, aku akan membalasnya. Aku akan mencari ide untuk membalasnya.

***

Kyung mi P.O.V

Sudah dua jam aku dan juga Onew sunbae berada di toko buku. Aku tidak tau, sunbae sedang mencari buku apa. Aku sudah mendapatkan buku yang kucari, seperti biasa aku membeli novel dengan pengarang favoritku. Aku mencari sunbae, akhirnya aku menemukannya sedang membaca buku.

“Sunbae, apa kau sudah mendapatkan bukunya? Biar aku bantu cari.” Kataku.

“Ne, aku sudah mendapatkannya. Kajja! Kita bayar.” Katanya sembari menunjukkan bukunya dan beranjak untuk membayar bukunya.

Kini aku sudah berada di atas motornya, aku berpegangan padanya. Deg! Jantungku berdetak lebih cepat. Tidak tau kenapa, jika aku dekat dengannya, jantungku selalu seperti ini. Ya, mungkin memang benar aku mulai menyukainya. Onew sunbae memberhentikan motornya di sebuah tempat makan.

“Mau apa kita kesini, sunbae?” tanyaku bingung.

“Makan. Kau lapar kan?” katanya sembari membuka helmnya.

“Euumm.”

“Kajja! Disini makanannya enak-enak.” Katanya seraya menarik tanganku dan duduk di bangku. Sekarang aku sedang berhadapan dengannya. Ini sudah kedua kalinya, aku dan juga Onew sunbae makan bersama. Pertama dikantin dan sekarang di sebuah restoran. Sungguh sangat menyenangkan bisa berada dekat dengannya. Aaiissh…apa yang kau pikirkan Kyung mi-ah?! Lupakan!

***

Jiyeon P.O.V

“Jiyeon-ah!” panggil Kyung mi sembari berlari kecil menghampiriku.

“Mwo?” tanyaku bingung melihat tingkahnya.

“Onew sunbae dan Minho sedang bermain basket. Kajja!” ucapnya.

“Ya! Shireo! Aku tidak mau lihat.” Ucapku sembari melanjutkan makan makananku. Tapi, Kyung mi malah menarik tanganku.

“Ya! Kyung mi-ah! Lepaskan aku! Aku tidak mau melihatnya, lagipula, apa istimewanya sih?!”

“Nanti juga kau akan tahu!” katanya sembari mendorongku menuju lapangan basket. Aissh! Kenapa sih dia ini, huh?! Saat tiba dilapangan, aku terkejut melihatnya. Hampir semua murid yeoja disekolah ini sekarang berkerumun di lapangan. Mereka selalu meneriaki nama namja itu. Aiishh! Apa hebatnya namja menyebalkan itu?

“CHOI MINHO! LEE JIN KI! YEAAAH!!!” teriak yeoja disebelahku yang membuat telingaku pengang. Aku pun segera menarik tangan Kyung mi dan menjauh dari kerumunan itu.

“Ya! Mereka membuat telingaku pengang!” ucapku.

“Kau tahu, mereka menjadi popular sekarang.” Ucap Kyung mi dengan nada yah…sedikit kecewa. Apa karena Onew sunbae?

“Biarkan saja! Apa peduli kita pada mereka?” tanyaku. “Apa kau cemburu?” tanyaku menyelidik sembari menyipitkan mataku.

“A…anniya.” Ucapnya terbata.

“Heum…”

“Jiyeon-ah! Awas!” teriak Kyung mi. Tiba-tiba sesuatu menghantam kepalaku yang membuatku tak sadarkan diri.

Author P.O.V

Bola basket yang dilempar oleh Minho melayang kearah seseorang yang tak lain adalah Jiyeon, yang tadi akan ia lemparkan pada Onew, tapi malah menghantam kepala Jiyeon yang membuatnya jatuh pingsan. Minho, Onew serta yang lainnya yang bermain basket menghampiri Jiyeon.

“Ya! Siapa yang melempar bolanya?” Tanya Kyung mi kesal.

“Aku, memangnya kenapa?” ucap Minho tanpa rasa bersalah.

“Ya! Kau masih bertanya kenapa? Cepat bawa dia ke UKS!” ujar Kyung mi dengan nada yang agak tinggi.

“Minho-ah! Cepat angkat dia!” ucap Onew. Minho pun mengangkat Jiyeon keruang UKS. Semua murid yang berkerumunan sekarang sudah bubar, karena bel telah berbunyi, kecuali Minho, Onew, Kyung mi dan Jiyeon yang berada diruang UKS.

“Sudah, kalian ke kelas saja! Biar aku yang menjaganya.” Ujar Kyung mi tanpa menoleh kearah mereka. Onew dan Minho hanya saling pandang.

“Baiklah, kami ke kelas dulu ya, Kyung mi-ah.” Ucap Onew, tapi Kyung mi tak mengubrisnya. Ia masih kesal dengan kejadian tadi, entah kenapa dia merasa tidak rela kalau Onew dikelilingi para yeoja. Tapi, Kyung mi juga tidak tahu perasaannya sekarang. Ia tidak mengerti dengan perasaannya.

Jiyeon P.O.V

Kubuka mataku perlahan dan kukerjapkan. Kenapa kepalaku pusing sekali?

“Kyung mi? kenapa aku?” tanyaku saat menyadari Kyung mi ada disebelahku.

“Tadi kau pingsan saat bola basket menghantam kepalamu, kau ingat?” ucap Kyung mi menjelaskan. Omo! Ternyata itu bola basket? Jadi, bola sialan itu yang membuatku seperti ini? Lalu, siapa pelakunya? Siapa yang melempar bolanya?

“Minho yang melempar bola basket itu.” Ujar Kyung mi, seolah-olah tahu apa yang aku pikirkan.

“Aiiissh! Namja itu! Aaarrgghh! Dia selalu saja membuatku kesal bahkan sial! Huh!”

“Yasudah, kajja! Hanya kita yang belum pulang.” Ucap Kyung mi yang membuatku tersentak. Jadi, aku pingsan selama itu? Aiish! Gara-gara namja itu! Aku pun segera mengikuti langkah Kyung mi yang sudah keluar terlebih dulu.

Mataku melebar saat kulihat Onew sunbae berada di kelasku dan duduk di bangku Kyung mi. Sedang apa dia disini? Ya, aku tahu pasti dia sedang menunggu Kyung mi, tapi mau apa?

“Akhirnya kalian datang juga.” Ucap sunbae sembari beranjak dari duduknya. Aku dan Kyung mi pun segera mengambil tas masing-masing.

“Kenapa sunbae ada disini?” tanyaku saat Kyung mi tak juga mengeluarkan suaranya.

“Aku menunggu kalian, tadinya aku ingin ke ruang UKS, tapi kuurungkan niatku karena aku tahu pasti tas kalian masih didalam kelas. Aku takut terjadi apa-apa, jadi aku menunggunya disini. Kau lama sekali pingsannya, Jiyeon-ah.” Katanya, aku pun tersenyum mendengarnya. Ternyata pengorbanannya bagus juga.

“Haha…ini karena chingu sunbae itu! Dia sangat menyebalkan! Kenapa sunbae bisa mempunyai teman seperti itu?” ucapku.

“Dia baik kok, Jiyeon-ah. Hanya kau belum mengenalnya lebih jauh saja. Tadi juga dia menemaniku menunggu kalian. Tapi, dia pulang duluan.”

“Lihat kan, baru menunggu segitu saja dia sudah menyerah. Aku tidak mau mengenalnya lebih jauh! Baru melihatnya saja aku sudah muak!” ucapku, sunbae pun tersenyum mendengar kata-kataku tadi.

“Oh iya, aku antar kalian pulang ya?” kata sunbae. Ya, aku tahu kata-katanya itu untuk Kyung mi, bukan untukku. Aiishh!

“Aku bawa sepeda, sunbae. Kalau Kyung mi sih…sepertinya dia bisa.” Ucapku sembari mendapatkan tatapan yang mengerikan dari Kyung mi. Aku hanya bisa tersenyum melihat Kyung mi seperti itu.

“Aku tidak bisa, aku akan pulang dengan Jiyeon.” Kata Kyung mi.

“Aku tidak bisa mengantarmu, Kyung mi-ah. Aku harus ke suatu tempat, mianhae. Lebih baik, kau dengan Onew sunbae saja. Dari pada kau naik bus.” Ucapku, Kyung mi kembali memberikan tatapan mengerikannya.

“Sunbae, aku duluan ya. Kyung mi mau kok, pulang dengan sunbae. Jaga dia ya, sunbae! Annyeong!” ucapku seraya melambaikan tanganku lalu melangkahkan kakiku keluar kelas. Kyung mi-ah! Selamat bersenang-senang!

Onew P.O.V

Gomawo Jiyeon-ah, kau sudah membantuku.

Setelah Jiyeon keluar kelas dan meninggalkanku dengan Kyung mi berdua, aku pun segera membuka mulutku.

“Kenapa kau…”

“Kajja! Sunbae mau mengantarku kan?” belum selesai aku bicara, Kyung mi sudah memotong kata-kataku.

“Ne, kajja!” aku pun segera mengikuti langkahnya.

Kulajukan motorku dengan perlahan, aku tidak mau Kyung mi ketakutan jika aku melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sebenarnya kenapa dia? Kenapa sekarang dia tak mau berbicara padaku? Apa salahku?

Kuberhentikan motorku di pinggir jalan yang sepi. Dia tersentak saat aku memberhentikan motorku dan bukan didepan rumahnya. Dia pun segera turun dan menatapku dengan berbagai pertanyaan, aku pun turun dari motorku dan berdiri tepat didepannya, bahkan hanya berjarak beberapa cm saja.

“Kenapa sunbae berhenti disini?” Tanyanya bingung. Aku tak mengubrisnya. Aku hanya menempelkan bibirku di keningnya. Tidak tahu kenapa aku mempunyai pikiran seperti ini.

“Sun…sunbae…” ucapnya.

“Mianhae.” Ucapku lirih, sepertinya tidak seharusnya aku melakukan hal seperti ini.

“Gwaenchana, tapi aku ingin pulang sunbae.”

“Baiklah, kajja!” aku pun kembali melajukan motorku seperti tadi, kali ini aku mengantarnya kerumahnya. Aku terlalu bodoh! Paboya! Kenapa kau melakukan itu? Apa aku salah? Aku mencium keningnya itu salah? Aish!

***

Kyung mi P.O.V

Aku terus membayangi kejadian yang baru saja aku alami, aku terlalu shock saat Onew sunbae mencium keningku. Kenapa dia melakukan itu? Walaupun itu hanya dikening, tapi kenapa? Ya, tidak tahu kenapa aku pun ada rasa senang saat dia melakukan itu, tapi kenapa dia seperti itu?

Jiyeon-ah, bisakah kau kerumah-ku sekarang? Aku ingin cerita padamu. Jebaaal…

Aku pun segera mengirim sms pada Jiyeon, aku ingin cerita padanya.

Ne, kau tunggu aku disana ya! Aku akan kesana sekarang.

Aku pun menunggu Jiyeon datang, tak lama kemudian suara bel berbunyi. Aku pun segera membukakan pintu dan menyuruhnya naik ke lantai atas tepatnya ke kamarku.

“Ada apa? Hal penting kah?” Tanyanya saat kami duduk disisi tempat tidurku.

“Kenapa kau meninggalkanku berduaan dengannya? Kau tahu, aku sangat kesal dengannya!”

“Mianhae…aku kan hanya ingin membantu sunbae. Memangnya dia kenapa?”

“Dia…dia…dia mencium keningku.”kataku yang membuat matanya melebar.

“MWO?! Dia berani seperti itu?”

“Ya! Ini semua gara-gara kau, Jiyeon-ah! Dia melakukan itu padaku!” kataku.

“Bisa kau ceritakan padaku?” ucapnya, aku pun menceritakan semua kejadian yang baru saja aku alami.

“Hanya kening ko, mungkin itu tanda sayang darinya.”

“Tapi kenapa secara tiba-tiba? Kenapa dia tidak mengatakan sesuatu padaku? Tapi aku rasa…eum…senang, mungkin.” Ucapku. Ya! Apa yang baru saja kau katakan? Kau senang? Jincha!

“Sepertinya kau…menyukainya.” Ucapnya yang membuatku tersentak. Apa benar yang dikatakan Jiyeon? Apa aku memang mencintainya? Kalau dipikir-pikir, itu ada benarnya juga. Jantungku selalu berdetak lebih cepat saat didekatnya. Aku selalu nyaman berada didekatnya. Aku tidak rela saat semua murid yeoja mengaguminya. Ada rasa kesal saat melihatnya. Tapi, apa itu benar? Apa itu benar perasaan suka? Cinta? Aiiiishh!

***

Jiyeon P.O.V

Aishh…sungguh membosankan berada dirumah sendirian di hari minggu ini. Eomma dan appa kerja dan tinggal aku sendirian di rumah. Aah, lebih baik aku mengajak Kyung mi jalan-jalan untuk menghilangkan penatku.

Kyung mi-ah, apa kau ada acara? Kau mau menemaniku jln-jln? Aku bosan di rmh. Aku pun langsung mengirim pesan untuk Kyung mi.

Tak lama kemudian Kyung mi membalas pesanku.

Ne, aku mau. Kau ke rmhku saja dulu!

Ne, aku akn ke rmhmu. Aku pun segera berganti pakaian dan beranjak pergi ke rumah Kyung mi.

Akhirnya aku sampai di rumahnya, tidak perlu aku menunggunya lama, karena Kyung mi sudah siap di teras rumahnya. Kami pun segera pergi ke suatu tempat. Tempat yang paling aku sukai.

Ya, akhirnya kami sampai di Muju Resort. Inilah tempat yang sering kami kunjungi. Kami bisa bermain ski sepuasnya.

Aku dan juga Kyung mi meluncur dengan cepat, aku dan Kyung mi memang lincah jika bermain ski. Tiba-tiba aku terjatuh. Ya, ada yang mendorongku dari belakang. Aah, jincha! Neomu apha! Aku berusaha berdiri dan aku ingin tau siapa orang yang sudah membuatku terjatuh. Aku sudah ingin memarahinya.

“Yaaa!!! Apa kau…” kata-kataku terpotong saat aku melihat siapa orang yang menabrakku tadi.

~ To Be Continued ~

P:S : Aiish…semakin gaje ya ff ini? Mian, kalau part ini mengecewakan kalian. Tapi, tetap ya, kalian harus komen! aku tunggu komennya sampe banyak, baru aku mau post next chapnya.. Okeoke? ^^





Broken Home VS Broken Heart – part 3

12 07 2012

Title : Broken home vs Broken heart part-3

Author : Silvi a.k.a Lee Kyung Mi

Main Cast : Choi Minho

Park Jiyeon

Supporting Cast : Lee Jinki

Lee kyung mi

Kim Ki Bum, etc

Length : Sequel

Genre : friendship, romance, sad

Rating : PG-13

Kriiing…kriiing…

Jam beker pun berbunyi, Jiyeon pun segera bangun dengan sangat malasnya. Ia terbelalak saat mengetahui jam menunjukkan pukul 06.10.

“Aigoo…sudah jam segini? Mengapa tidak ada yang membangunkanku? Aiisshh…selalu saja seperti ini.” Katanya seraya bangkit dari tidurnya dan mengambil handuk.

Tidak lama kemudian Jiyeon keluar dengan menggunakan handuknya. Ia pun segera memakai seragam, kaos kaki hingga sepatu. Dan tak lupa ia membereskan buku pelajaran yang akan ia pelajari hari ini. Jiyeon pun segera melangkahkan kakinya ke lantai bawah, setelah ia berpamitan dengan eomma dan appanya ia pun segera berangkat.

Jiyeon P.O.V

Aku mengayuh sepedaku dengan cepat, sesekali aku melirik jam tanganku, sekarang sudah menunjukkan pukul 06.45. Semakin cepat aku mengayuh sepedaku, aku takut gerbang sekolah sudah ditutup. Untung saja jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh, sehingga kulihat gerbang masih dibuka dari kejauhan. Aku pun bersemangat mengayuh sepedaku.

Ciiiittt…

Aku menghentikan sepedaku tepat di depan gerbang sekolah. Ya, kini aku menghentikan sepeda karena ada sebuah motor ingin masuk ke dalam sekolah bersamaan dengan sepedaku, karena gerbang sudah ditutup setengahnya yang mengakibatkan sepedaku dan motornya tidak bisa masuk bersamaan.

Aku meliriknya dengan kesal, kulihat ia membuka helmnya. Setelah kuperhatikan, ternyata dia adalah namja yang selalu membuatku sial. Pantas saja hari ini aku sial, karena ada dia! Aku menatapnya dengan tatapan tajam, ia pun begitu padaku.

“Yaaa! Bisakah kau menyingkir? Bisa-bisa aku telat karena kau! Palli!!!” teriakku yang membuat satpam sekolah memperhatikanku dengan bingung.

“Seharusnya sepedamu yang murahan itu yang menyingkir!! Mana mungkin motorku yang mahal ini yang menyingkir!” Katanya yang seperti biasa – menyombongkan diri.

“Ciiih! Apa kau bilang?! Dasar BANCI!!! Beraninya dengan yeoja!” Ujarku sembari mengepalkan tanganku, berniat untuk memukulnya.

“Apa kau bilang?!!! Ayo, ayo pukul aku! Aku ingin lihat, seberapa besar tenagamu untuk memukulku.” Ucapnya yang membuatku semakin naik darah.

“Yaa!!! Apa yang kalian lakukan? Cepat masuk sebelum aku menutup gerbang!” Sahut satpam itu yang melihat tingkahku dan juga namja itu.

Treeeett…treeet…

Bel pun berbunyi yang membuat aku masuk duluan kedalam sekolah, aku pun menjulurkan lidahku. Untung saja masih ada tempat untuk sepedaku. Aku pun segera menempatkan sepedaku. Sebelum sempat aku menaruh sepedaku, tiba-tiba motor namja itu menyelinap masuk untuk menempatkan motornya itu.

“KYAAA!!! Itu tempatku! Aku yang melihatnya duluan!” ucapku kesal.

“Aku yang sudah mendapatkan tempatnya.” Katanya seraya menjulurkan lidahnya. Aiiisssh…sungguh namja yang tidak ingin aku lihat lagi di dunia ini!!! Aku pun berusaha menyingkirkan motornya, sehingga kami bertengkar. Waktuku sudah terbuang karenanya, aku yakin Kang sonsaengnim sudah masuk kekelas dan sudah memulai pelajaran.

“Yaa! Kalian! Sedang apa kalian? Bukannya masuk ke kelas malah bertengkar disini!!!” kata seseorang, aku pun menoleh kearahnya, kulihat Kang sonsaengnim sudah berada diantara kami berdua.

“Dia! Dia yang memulai duluan, sonsaengnim!!! Dia merebut tempat ini, dan seharusnya tempat ini untuk sepeda bukan untuk motor!” Kataku sembari menunjuk namja menyebalkan itu.

“Bukan…bukan aku, sonsaengnim.” Ucapnya yang membela dirinya sendiri.

“Sudah, Minho, cepat kau pindahkan motormu! Itu ada tempat yang kosong! Dan kalian akan saya hukum sampai pelajaran saya selesai!!! Karena kalian terlambat dan bertengkar seperti ini. Arasseo?!” Kata sonsaengnim yang membuatku menganga, ini pertama kalinya aku dihukum seperti ini dalam hidupku. Arrrgghhhh!!! Sial! Selalu saja aku mendapat sial kalau bertemu dengannya!

“Ne.” Kataku dan namja itu bersamaan. Aiisshh…kali ini aku akan dihukum bersamanya. Sungguh hari yang aku ingin tidak ada. Aku pun beranjak pergi dari tempat parkiran, dan berjalan kearah lapangan. Aku tau, pasti namja itu pun mengikutiku.

Aku dan namja itu kini berada ditengah lapangan, kami berlutut dengan mengangkat kedua tangan diatas kepala di tengah terik matahari yang sangat panas ini.

“Yaa! Ini semua gara-gara kau! Kau selalu membuatku sial!” Kataku.

“Ne, kau juga selalu membuatku sial! Apa kau tidak sadar?!!” Ucapnya.

“Yaa! Kenapa sih kau harus pindah ke sekolah ini? Memangnya di sekolahmu yang dulu kau  kenapa, huh?! Memangnya kau pindahan dari mana sih? Apa disekolahmu yang dulu, kau tidak punya teman?!” Kataku.

“Bukan urusanmu!!!” Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Ya, aku tau itu bukan urusanku. Aisshh…dasar Jiyeon pabo! Kenapa kau bertanya hal itu padanya?! Sudah tau dia seperti itu! Aiisshh!

Hening. Tidak ada lagi suara yang keluar dari mulut kami berdua, yang ada hanyalah hembusan angin yang membuatku sedikit mendapatkan energi. Karena angin itu membuatku sedikit dingin, tidak panas seperti tepatnya aku berada di tengah terik matahari sekarang. Aku dan juga namja itu, masih berada di tengah lapangan dan di bawah teriknya matahari hingga saatnya bel pelajaran sudah berbunyi.

Drrrrttt…drrtttt…

Kurasakan ponselku bergetar, aku melihat sekelilingku sebelum aku menurunkan tanganku untuk mengambil ponselku. Aman. Aku pun mengambil ponselku.

Jiyeon-ah kau ada dmn? Apa kau tdk msk sekolah hari ini? Ternyata Kyung mi tidak tau aku berada dimana, berarti sonsaengnim tidak memberitahukan kalau aku dan juga namja ini sedang dihukum.

Aku ada di lapangan, aku & juga namja menyebalkan itu sdng di hukum. Apa Kang sonsaengnim tdk memberitau?

Annio, knp kalian bisa di hukum?

Nanti aku ceritakan. Balasku.

Ne, baiklah. Kau tdk apa-apa kan, Jiyeon-ah?

Gwaenchana, kau tdk perlu khawatir, Kyung mi-ah.

Kyung mi tidak membalas pesanku lagi, mungkin dia sedang memperhatikan sonsaengnim. Aku pun segera melanjutkan hukumanku. Sudah hampir dua jam, aku dan juga dia seperti ini. Sebentar lagi bel akan berbunyi. Tiba-tiba lututku terasa lemas, kepalaku terasa berputar. Aku sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhku, hingga akhirnya aku pun terjatuh dan semuanya berubah menjadi gelap.

Minho P.O.V

Aku melihatnya sedang memegang ponselnya, sepertinya ia sedang membalas pesan dari seseorang, karena ia menekan-nekan tuts ponselnya. Sampai akhirnya ia memasukkan ponselnya kembali kedalam sakunya.

Dua jam sudah aku dan juga yeoja ini menjalani hukuman ini.

Bruk!

Aku mendengar suara orang terjatuh, aku melirik kesebelahku. Kulihat ia sudah terjatuh dengan keadaan mata yang tertutup, ya, mungkin ia pingsan. Mwo? Pingsan? Dia…aigooo…ada-ada saja yeoja ini, aiissshhh… Membuatku repot saja! Aku pun segera membawanya ke UKS. Mungkin dia belum sarapan. Huh dasar yeoja pabo!!!

Aku terus menunggunya sampai akhirnya bel berbunyi bersamaan dengan bunyi ponsel darinya.

Trrreeett…trreeett…

Hellooo…hellooo…Nareumdaero yonggil naesseoyo

Hellooo…hellooo…jamshi yaegi hallaeyo

Aku tidak tau, aku harus mengangkatnya atau tidak, aisshh merepotkan sekali sih. Sungguh membuatku sial. Lengkap sudah hari ini, semua diisi oleh kesialan. Akhirnya aku pun mengangkat panggilan di ponselnya, mungkin ini penting.

“Yeoboseyo, Jiyeon-ah.” Terdengar suara yeoja diseberang sana.

“Dia sedang terbaring di UKS.”

“MWO???”

“Ne, sekarang dia ada di UKS. Dia pingsan waktu dihukum.” Setelah aku selesai bicara, dia pun langsung menyudahi pembicaraan kami.

Kyung mi P.O.V

Aku sangat panik saat mengetahui Jiyeon berada di ruang UKS, dia pingsan saat dihukum di tengah lapangan. Aku pun belum tau kenapa dia bisa dihukum.  Jiyeon akan menceritakannya saat ia selesai dihukum. Tapi, ternyata dia jatuh pingsan dan sekarang berada di UKS.

Aku segera masuk ke ruang UKS. Ya, aku melihat Jiyeon sedang terbaring di tempat tidur. Langkahku terhenti saat kudapati namja yang paling tidak disukai Jiyeon. Kalau tidak salah dia bernama Minho.

“Yaa! Apa kau temannya yeoja ini?” Tanyanya yang membuatku menganga. Mengapa dia mau membantu Jiyeon? Padahalkan yang aku tau mereka saling bermusuhan. Ah, mungkin saja mereka sudah berbaikan.

“Ne.” Kataku yang melanjutkan langkahku ke tempat Jiyeon berbaring. Saatku sudah berada di antara mereka, tiba-tiba namja itu berdiri dan melangkah menuju pintu.

“Kau mau kemana?” Tanyaku.

“Ke kelas.” Jawabnya dingin, dia pun keluar dari ruang UKS ini. Kini hanya ada aku dan juga Jiyeon. Aku menunggunya di samping tempat tidurnya. Kenapa bisa terjadi seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Aish…aku terus saja memikirkan hal itu. Aku tidak mau jika terjadi sesuatu pada Jiyeon.

“Kyung mi-ah…aku dimana?” Tanya seseorang yang membuatku tersentak.

“Yaa! Jiyeon-ah, kau ini mengagetkanku saja. Apa kau tidak sadar? Kau berada di UKS. Sebenarnya apa yang terjadi?”

“Mwo? Apa aku pingsan di tengah lapangan? Dan, kau yang membawaku kesini?” Tanyanya lagi.

“Annio, Minho yang membawamu kesini.”

“MWO???” Jiyeon membelalakan matanya. “Namja itu yang membawaku kesini? Berarti dia menggendongku? Aigooo…Jiyeon pabo! Mengapa kau harus pingsan?! Aisshhh!” Ujarnya seraya memukul-mukul tempat tidur.

“Yaa! Jiyeon-ah, seharusnya kau berterimakasih padanya! Kalau dia tidak membawamu kesini, apa jadinya nanti?!” Kataku yang berhasil membuatnya terdiam. “Oh iya, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanyaku lagi.

“Aku dihukum gara-gara dia yang mengambil tempat untuk sepedaku. Dan kami bertengkar disitu, Kyung mi-ah. Akhirnya Kang sonsaengnim datang. Dan aku dihukum ditengah lapangan dengan kaki berlutut dan kedua tangan berada di atas kepala. Ah,  sudahlah, ayo kita ke kantin! Aku lapar, pasti aku pingsan gara-gara belum makan.”

“Ne, kajja!” Aku dan Jiyeon pun beranjak dari UKS menuju kantin. Saat kami sudah mendapatkan makanan dan ingin mencari tempat duduk, kami berpapasan dengan Onew sunbae. Tidak tau kenapa jantungku sempat berhenti sejenak. Apa mungkin aku mulai menyukainya? Yaa! Kyung mi-ah kenapa kau berpikiran seperti itu? Aish, lupakan! Kau kan tidak ada perasaan padanya!

“Kyung mi-ah, Jiyeon-ah, annyeong…” Katanya seraya melambaikan tangannya padaku dan juga Jiyeon.

“Annyeong…” Jawabku dan Jiyeon bersamaan sembari membungkukkan badan.

“Sunbae, Kyung mi-ah…aku duluan ya? Aku mau ke toilet dulu. Annyeong…” Kata Jiyeon seraya melangkahkan kakinya yang meninggalkanku dan Onew sunbae berduaan. Aigo…Jiyeon-ah kenapa kau meninggalkanku berduaan dengannya? Apa kau sengaja? Ah, jincha!

“Kyung mi-ah, gwaenchana?” Ujar sunbae yang membuatku terkejut.

“Ne?”

“Gwaenchanayo?” Ulangnya lagi.

“Aah, ne.” jawabku singkat.

“Tunggu sebentar, kau duduk saja disitu. Aku ingin membeli sesuatu dulu. Jadi, kita bisa makan bersama.” Katanya sembari menunjuk bangku yang ia maksud dan beranjak pergi meninggalkanku. Aku pun menaruh makananku di atas meja. Tidak lama kemudian Onew sunbae sudah kembali sembari membawa makanannya dan dua botol minuman. Untuk siapa minum itu?

“Ini untukmu. Kau belum membelinya kan?” tanyanya seraya memberikan minuman itu kepadaku. Aku pun menerimanya dengan senang hati. Kenapa dia baik sekali sih? Ya, aku tau bahwa dia menyukaiku. Tapi, apa benar ia menyukaiku sampai seperti ini? Lupakan!

Onew P.O.V

Aku memperhatikannya saat dia sedang makan makanannya dan menyuruput minumannya. Dari mulai rambutnya, matanya, hidungnya sampai bibirnya. Sungguh mempesona. Sungguh membuatku semakin menyukainya.

“Sunbae? Mengapa kau memperhatikanku sampai seperti itu? Kau belum memakan makananmu?” Katanya yang menyadariku sedang memperhatikannya. Aku segera memalingkan wajahku dan berpura-pura memakan makananku.

***

Jiyeon P.O.V

Aku meninggalkan Kyung mi dan Onew sunbae berduaan. Ya, aku memang sengaja untuk mendekatkan mereka berdua. Aku pun memilih untuk ke perpustakaan sembari membawa makanan yang aku beli di kantin.

Saat akan berbelok kearah perpustakaan, aku bertemu dengannya. Namja yang selalu membuatku sial. Aku membuang muka, aku tidak ingin melihatnya. Tapi, aku mengingat sesuatu, aku pun mengahampirinya.

Bruk !

Aku tersandung sesuatu, yang membuatku hampir terjatuh. Aishh…pasti itu ulah namja gila itu! Aaarrgghh…selalu saja membuatku seperti ini. Pasti dia balas dendam, karena aku sudah menginjak kakinya dengan sengaja. Padahal, aku ingin berterimakasih padanya. Tetapi, ku-urungkan niatku, karena dia sudah membuatku kesal kembali.

“Yaaa! Maksudmu apa, huh?! Untung saja aku tidak jatuh, kenapa sih kau selalu membuatku kesal? Wae??? Padahal aku ingin berterimakasih padamu, karena kau sudah membawaku ke UKS. Tapi, kau malah membuatku kesal. Apa sih maumu?!” ucapku kesal.

“Yaa! Aku membawamu ke UKS, karena aku kasihan melihatmu tak berdaya ditengah lapangan! Aku hanya kasihan saja. Kau ingat itu!”

“Yaa! Apa kau mau balas dendam padaku?! Apa kau pikir aku tidak kesal? Dimana ada kau, aku selalu saja kena sial. Awas kau ya! Aku akan membuat perhitungan.” Kataku seraya beranjak pergi meninggalkannya.

“Silahkan. Aku akan menunggu.” Jawabnya yang ku dengar samar-samar. Sungguh menyebalkan, kenapa sih aku harus bertemu dengannya? Aku menjadi kesal sendiri, aku tidak tau mau kemana sekarang. Aku sudah tidak ingin ke perpustakaan lagi, karena kesal dengannya. Aku kan hanya ingin berterimakasih, kenapa dia tidak malah membuatku kesal? Jincha!

Kakiku pun melangkah ke ruang kelas ku, dan aku pun memakan makanannya sampai habis.

Treett…treeett..

Bel pun berbunyi, tanda masuk dan kembali belajar.

Aah, jincha! Untung saja aku sudah selesai makan. Kulihat semua murid di kelas ini, sudah kembali kekelas, termasuk Kyung mi dan namja itu.

Saat aku mengeluarkan buku dari dalam tasku, kurasa ada yang memperhatikanku. Aku mencari asal tatapan itu, dan saat aku menoleh kesampingku, ternyata namja itu sedang menatapku tajam. Aku pun membalas tatapannya dengan tajam. Aish…untuk apa aku memperhatikannya? Aku pun kembali menatap ke depan, saat sonsaengnim sudah berada di depan kelas dan memulai pelajaran.

***

“Kyung mi-ah…ayo kita pulang!” Ajakku saat bel pulang sekolah sudah berbunyi.

“Hem…aku…aku…”

“Kyung mi akan menemaniku ke toko buku. Tidak apa-apakan?” Tiba-tiba Onew sunbae datang.

“Aah, ne. Gwaenchana. Kalian pergi saja! Aku tidak apa-apa kok pulang sendiri.”

“Bagaimana kalau kau bareng dengan Minho? Setahuku, rumahnya dan rumahmu berdekatan.” Ujar Onew sunbae yang mengangetkanku.

“Mwo??? Shireo! Aku pulang sendiri saja.” Kataku yang beranjak pergi keluar dari kelas. Lebih baik aku pulang sendiri, dibanding aku harus pulang bersamanya. Chakaman, sunbae bilang, rumahnya dekat dengan rumahku? Rumah namja itu dekat rumahku? Apa maksudnya itu? Aku pun kembali ke kelas. Dan kulihat Onew sunbae dan kyung mi sedang berjalan dekat lapangan. Aku berlari kearah mereka.

“Sunbae, chakaman!” Teriakanku berhasil membuat mereka berhenti lalu menoleh kearahku.

“Ne?” Tanya sunbae setelah aku sudah berada dihadapannya.

“Kau bilang, rumahnya dengan rumahku berdekatan? Sejak kapan?”tanyaku.

“Ne, rumahnya memang disitu dari dulu.”

“Mwo? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?”

“Dia memang sekolah di Paris selama setahun. Kau tidak tahu kalau dia pindahan dari Paris?” ucap Onew sunbae yang membuatmu menganga. Kenapa aku tidak tahu bahwa dia pindahan dari Paris?

Aku ingin sekali kesana, itu kan Negara yang sangat ingin ku kunjungi. Enak sekali dia bisa ke Paris dan menetap disana. Aiigoo…aku iri padanya.

“Yasudah, aku pergi dulu ya… Annyeong…” kataku seraya meninggalkan mereka yang terdiam sambil melambaikan tanganku.

Kini aku mengayuh sepedaku. Aku masih memikirkan apa yang dibilang Onew sunbae tadi. Paris? Dia pernah menetap di Paris? Aiigoo…enak sekali menjadi dia. Dia dibolehkan tinggal dan sekolah disana. Aah, jincha! Aku benar-benar iri padanya.

“Jiyeon-ah…!” seseorang memanggilku yang berhasil membuyarkan pikiranku, aku pun segera memberhentikan sepedaku dan mencari asal suara itu.

~ To Be Continued ~

P:S : jangan lupa komen yaaah!!!





Broken Home VS Broken Heart – part2

6 07 2012

Title : Broken home vs Broken heart part-2

Author : Silvi a.k.a Lee Kyung Mi

Main Cast : Choi Minho

Park Jiyeon

Supporting Cast : Lee Jinki

Lee kyung mi

Lee Taemin

Choi Min Jung, etc

Length : Sequel

Genre : friendship, romance, sad

Rating : PG-13

Omo! benar, dia…dia adalah yeoja yang hampir aku tabrak kemarin. Sebenarnya bukan aku yang menabraknya, tetapi, salah dia sendiri berjalan sambil menunduk di tengah jalan. Seharusnya dia tidak memakiku, seharusnya dia berterima kasih padaku karena tidak menabraknya.

Aiisshh…apa mungkin aku harus sekelas dan bertemu setiap hari dengannya??? Jincha? Menyebalkan sekali! Ternyata harapanku tidak terwujud. Aku segera menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

Jiyeon P.O.V

Saat aku sedang asik berbicara dengan Kyung mi, tiba-tiba kulihat seorang namja masuk ke kelasku. Sepertinya aku pernah melihatnya… OMO~ jincha! Dia adalah namja yang kemarin aku temui. Namja yang sangat menyebalkan sekali, namja yang tidak tau sopan santun, sombong pula!!! Aiisshh…mau apa dia disini? Apa dia murid baru? Aigoo…jangan sampai dia murid baru dikelas ini, bisa-bisa aku malas datang kesekolah. Dan benar saja dugaanku saat namja itu memperkenalkan dirinya. Sungguh menyebalkan!

“Annyeong haseyo, Choneun Choi Minho imnida. Bangapseumnida.” Katanya sembari membungkukkan badannya. Oh, ternyata namanya Minho? Aiisshh…aku tidak mau sekelas dengannya!!! Shireo!!!

“Kyung mi-ah, dia! Dia orangnya!” kataku sembari menunjuk namja yang bernama Minho itu.

“Ne?” Tanya Kyung mi yang tidak mengerti maksudku.

“Dia namja yang kemarin aku ceritakan. Kau ingat? Dia yang hampir menabrakku.”

“Oh…ne arasseo. Jadi dia? Omo~dia murid baru disini.” Katanya dengan ekspresi kagetnya.

“Aisshh! Aku tidak ingin sekelas dengannya! Shireo!!!” kataku seraya memukul-mukul meja pelan.

“Sabar Jiyeon-ah, kalau dia macam-macam denganmu, bilang saja padaku! Hehe…” ucapnya sambil menepuk dadanya  bangga.

“Apa yang akan kau lakukan jika dia macam-macam, Kyung mi-ah? Apa kau bisa? Diakan seorang namja.”

“Hehe…molla.” Ujarnya sembari mengangkat bahunya, lalu tersenyum. Aku memperhatikan namja itu lagi, sekarang dia beranjak kearah meja di samping mejaku. Ya, karena hanya meja itulah terdapat bangku yang kosong. Ia pun menduduki bangku itu.

Aku menatapnya tajam dan kulihat ia pun begitu kepadaku, aku memberanikan diri menjulurkan lidahku, dia pun seperti itu. Aisshh…dasar tidak kreatif! Aku pun segera membuang muka, aku malas melihat namja seperti dia! Menyebalkan sekali disampingku ada namja seperti dia, aku berharap ada namja yang baik hati dan tidak sombong seperti dia, kenapa harus namja sebaliknya??? Aigooo!

Treeett…treeett…

Bel istirahat pun berbunyi. Semua murid yang ada di kelas ini sudah berhamburan keluar kelas, kecuali dua orang namja, aku, Kyung mi dan…namja itu. Kulihat namja itu berdiri dan sepertinya dia menghampiriku. Ya, dia menghampiriku.

“Mwo!? Sedang apa kau disini? Sial tau nggak sih, kalau bertemu denganmu!” Ucapku saat dia sudah berada di depanku.

“Kau masih bertanya sedang apa aku disini? Aneh! Jelas-jelas aku berada disini untuk belajar. Pertanyaan yang SANGAT konyol! Yaa! Apa kau pikir aku tidak sial?!!” katanya dengan nada yang tinggi.

“Lalu, kenapa kau harus pindah kesekolah ini? Atau…kau mengikutiku?”

“Dengar! Aku pindah kesini karena alasan tertentu, kau tidak perlu tau! Arasseo?! Dan…aku tidak mengikutimu, dasar orang aneh! Pede sekali kau!” katanya yang berhasil membuatku menganga. Mwo?! Dia bilang aku ‘aneh’??? yaaa! Apa dia tidak sadar bahwa dia lebih aneh?! Aiisshh..!

“Apa kau bilang?! Aneh? Kau lebih aneh dariku! Dasar namja tidak tau sopan santun! Namja gila! Kyung mi-ah, kajja!” kataku sembari menarik tangannya, dan sebelum aku keluar dari kelas, aku menginjak kaki namja itu.

“Aiigoo..!” katanya sembari memegangi kaki kirinya karena kesakitan aku injak. Kini aku tertawa puas.

“Hahaha…mianhae, aku… sengaja! Haha.” Aku pun segera keluar kelas bersama Kyung mi yang tertawa melihat tingkah namja itu karena kesakitan, begitu pula dengan aku.

“Aissshh, awas kau ya! Tunggu saja pembalasanku!!!” Aku mendengar suaranya dengan samar-samar. Kini aku dan Kyung mi semakin keras saja tertawanya.

“Jiyeon-ah, apa kau tidak merasa kasihan? Sepertinya dia sangat kesakitan.” Ujarnya dengan wajah yang prihatin terhadap namja itu, setelah kami duduk di bangku kantin.

“Buat apa aku kasihan terhadapnya, dia juga begitu padaku. Benarkan?” kataku seraya menyeruput jus mangga yang tadi aku beli.

“Iya juga sih. Ah terserah kau sajalah, itu bukan urusanku.”

“Kau ini! Kau harus lihat, masih ada permainan untuknya.” Kataku serius.

“Ne? Apa kau yakin, Jiyeon-ah?” tanyanya polos.

“Ne.”

Hening. Suasana menjadi hening setelah selesai aku berbicara. Aku hanya meminum jus dan begitu pula dengan Kyung mi. Tak ada yang kami bicarakan. Karena, memang tidak ada yang ingin kami bicarakan.

Mataku pun terpaku pada seorang namja yang sedang berjalan kearah kantin. Dia…namja sombong, namja yang menyebalkan. Ternyata dia sudah mempunyai teman? Chakaman, dia bersama…Onew sunbae? Mengapa dia bisa akrab dengannya? Dia kan murid baru disini, bagaimana bisa dia sudah seakrab itu dengan Onew sunbae???

“Kyung mi-ah, lihat itu!” perintahku seraya menunjuk namja itu dan Onew sunbae.

“Mwo? Onew sunbae bersama…hem aku lupa namanya.”

“Ne, dia namja menyebalkan! Namja gila! Namja sok! Kok bisa ya mereka akrab dalam waktu satu hari? Lagipula, Onew sunbae kan kelas 12, kenapa bisa?” kataku bingung.

“Molla.” Jawabnya singkat.

Aku sudah tidak memperhatikan mereka, untuk apa aku memperhatikan mereka yang tidak penting bagiku, kini aku sedang asik bercanda gurau dengan Kyung mi. Saat aku menoleh, ternyata Onew sunbae dan namja itu sudah berada disebelahku. Refleks aku berteriak, kerena kaget.

“Kyaaaa!” teriakku yang membuat semua orang yang ada di kantin melihat kearahku. Aku segera menundukkan kepalaku. Karena malu.

Minho P.O.V

Setelah dia menginjak kakiku dan beranjak pergi meninggalkanku, aku pun berniat untuk menemui temanku yang bisa dibilang hyungku. Akhirnya kami satu sekolah dan bisa bertemu kembali setelah satu tahun tidak bertemu. Nah, ini alasanku yang kedua kenapa aku pindah sekolah.

Aku mencari kelasnya, dia bilang kelas 12-D. Aku menyusuri semua kelas 12, dan sampai akhirnya aku menemukan papan nama kelas ’12-D’. Belum sempat aku mencarinya, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku dari belakang, aku pun membalikkan badan.

“Onew hyung? Wah…apa kabar? Bagaimana keadaanmu semenjak satu tahun tak bertemu? Haha…” Tanyaku padanya sembari memeluknya.

“Yaa! Lepaskan, nanti orang-orang menyangka yang tidak-tidak pada kita.” Katanya sembari melepaskan pelukanku.

“Haha…mianhae. Ya! Bagaimana kabarmu dan juga keluargamu?” tanyaku lagi.

“Baik-baik saja, tapi, eomma sedang sakit sekarang. Bagaimana dengan keadaanmu dan juga keluargamu?” Ucapnya.

“Mwo? Ahjumma sakit? Sakit apa ? Aku dan juga keluargaku, baik-baik saja, hyung.” tanyaku panik.

“Biasa…demam. Kau tenang saja. Apa kau lapar?”

“Hem, bolehkah pulang sekolah aku kerumahmu dulu, hyung? Apa kau mau mentraktirku? Hem, baiklah aku mau.”

“Ne, kau boleh saja kerumahku. Aaah, anniya, aku tidak akan mentraktirmu. Haha…”

“Aish…kau selalu saja begitu, hyung. Kajja! Aku sudah lapar.”

“Ne, kajja!”

Aku mengikuti langkahnya, tiba-tiba ia berhenti begitu saja. Aku menatapnya, aku melihatnya begitu terpaku pada sesuatu. Aku pun mengikuti arah pandangnnya. Ya, dia terpaku pada seorang yeoja. Mwo? Disebelah yeoja yang hyung pandangi adalah yeoja aneh itu! Aigoo…ingin sekali aku kembali ke kelas saja, tetapi, aku tidak tega meninggalkan hyung yang terdiam seperti itu.

“Yaa! Mengapa kau diam saja, hyung? Apa kau menyukai yeoja itu, hyung?” tanyaku yang belum berhasil membuat hyung tersadar dari lamunannya. Aku pun menepuk pundaknya.

“Ne?” tanyanya setelah tersadar dari lamunannya.

“Apa hyung menyukai yeoja itu?” tanyaku sekali lagi yang masih penasaran.

“Ne, aku sangat menyukainya. Kajja!” katanya sembari menarik tanganku. Aku pun mengikuti langkahnya. Aish…kami semakin mendekati yeoja rese itu. Aigo…mau apa hyung mengajakku kesini? Aku malas sekali melihat mukanya. Aiishh…benar saja, ternyata hyung mengajakku ke tempat mereka duduk.

Setelah kami berada di sebelah mereka. Kulihat ekspresi kaget yeoja aneh itu. Dia terkejut melihatku berada disini. Dan mungkin juga ia bertanya-tanya mengapa aku bisa dekat dengan hyung. Aiiisss Minho pabo! Mengapa kau mau diajak hyung kesini? Paboya!

“Kyaaaa!” teriak yeoja rese itu yang membuat telingaku pengang. Dan semua orang memperhatikan kami.  Aisshhh…dasar yeoja aneh! Setiap ada dia, selalu saja aku kena sial.

“Yaa! Bisakah kau tidak berteriak?!! Kau selalu saja membuatku sial!!!” kataku.

“Mwo? Yaa!! Suruh siapa kau mengagetkanku, huh?! Salah kau sendiri. Kau kira aku tidak sial setelah kau datang?!!” Katanya. Terlihat jelas di wajahnya, dia sangat kesal.

“Sudah-sudah. Kalian ini apa-apaan sih?! Seperti anak kecil saja!” ujar Onew hyung.

“Kyung mi-ah, ayo kita pergi dari sini. Disini ada orang menyebalkan!” kata yeoja aneh itu, lalu menarik tangan yeoja yang disukai Onew hyung dan meninggalkan kami berdua. Aku melihat kekecewaan dari wajah hyung, karena yeoja yang ingin ia dekati pergi gara-gara aku. Aku menyesal melihatnya seperti itu. Ya, ini semua gara-gara yeoja aneh itu! Dimana ada dia pasti aku kena sial. Aissshh!!!

Aku mengikuti langkahnya saat hyung berjalan. Dia tidak bicara apa-apa lagi setelah kejadian tadi. Aku yakin, tadi hyung ingin berbicara dengan yeoja itu. Tapi, gagal karena aku dan juga yeoja itu. Aigooo…aku jadi merasa bersalah pada hyung. Ya! Aku kesini kan ingin makan. Aiiishh! Tidak jadi. meyebalkan!

***

Jiyeon P.O.V

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, aku segera pulang kerumah. Tidak tau kenapa, aku ingin sekali cepat-cepat pulang kerumah. Seperti ada sesuatu yang menyuruhku pulang kerumah. Entah itu yang baik, entah itu yang buruk. Aku pun tidak tau.

Akhirnya aku sampai juga di depan rumah, aku pun segera masuk kedalam rumah. Aku terkejut melihat eomma dan appa yang sudah kembali akur seperti dulu. Ya, mereka terlihat sedang bercanda berdua di ruang televisi, sepertinya mereka sedang menonton film. Aku pun menjadi senyam-senyum sendiri melihat mereka yang seperti itu.

Setelah aku menginginkan mereka yang seperti itu, akhirnya mereka pun kembali seperti yang diinginkanku. Bibirku terus saja tersenyum. Tak pernah sebelumnya aku tersenyum karena hal ini. Jujur, pertama kali aku melihat ini, aku tidak percaya. Tapi, aku senang, aku tidak peduli itu benar atau tidak, yang penting aku bisa melihat mereka seperti dulu. Kembali ke awal.

“Jiyeon-ah, sedang apa kau disitu? Sini!” ucap eomma, aku pun mendekati mereka dengan perasaan senang.

“Sini, duduk sini!” Kata appa sembari menepuk kursi disebelahnya, aku pun duduk disebelah appa. Aishh…sepertinya aku sedang bermimpi. Tapi, jika benar ini mimpi, aku tak mau bangun dari tidurku ini. Biarkan saja aku seperti ini. Aku ingin merasakan hal yang seperti ini. Hal yang sudah lama tidak pernah aku rasakan. Aku tak mau memikirkan hal yang lalu, yang sudah tidak ada sekarang. Aku hanya ingin yang seperti ini selamanya. Selamanya kami bercanda, penuh tawa, kegembiraan dan banyak lagi yang sudah lama tidak pernah aku rasakan bersama mereka.

***

Minho P.O.V

Aku dan juga Onew hyung sedang berjalan di kompleks rumahnya, aku akan kerumah hyung, aku ingin melihat keadaan ahjumma. Akhirnya kami pun sampai dirumah hyung.

Krek!

Akhirnya pintu pun terbuka saat hyung mengetuk pintu rumahnya. Aku melihat seorang namja. Ya, dia adalah adik hyung.

“Taemin-ah…apa kabar?” kataku saat aku mengenalinya.

“Hyung? Ah ne, aku baik-baik saja. Hyung sendiri?” tanyanya.

“Ne, aku pun sama denganmu.” Aku pun menyunggingkan senyuman.

“Masuk, hyung.” Aku dan juga Onew hyung masuk kedalam rumahnya. Aku pun langsung menjenguk ahjumma. Kulihat ahjumma sedang terbaring di atas tempat tidur dengan lemah. Terlihat sekali wajahnya yang pucat. Dan sepertinya ahjumma sedang beristirahat, aku pun langsung keluar dari kamarnya, karena aku tidak ingin mengganggu jam istirahatnya.

“Hyung, sekarang kau tinggal dimana?” Tanya Taemin setelah kami semua duduk diruang tengah.

“Masih rumahku yang dulu kok. Oh iya, kau sekolah dimana, Taemin-ah?”

“Aku sekolah di Chungdam High School, hyung.”

“Kau tahu adikku kan? Min jung, kau ingat kan? Dia juga sekolah disitu.”

“Ya! Minho-ya, dia bukan sekedar tahu, tetapi dia sangat mengetahui Min jung dongsaengmu itu.” Kata Onew hyung yang menjawab pertanyaanku, yang seharusnya untuk Taemin.

“Maksud hyung?” tanyaku bingung.

“Kau tidak tahu? Mereka kan…hmmmph..” belum selesai Onew hyung menerangkannya padaku, Taemin sudah membekap mulut hyung.

“Ya! sebenarnya ada apa ini?” tanyaku bingung.

“A…annio, hyung.” Ucap Taemin gugup.

“Dia perpacaran dengan adikmu hmmphh…” Taemin kembali membekap mulut hyung.

“Ya! kenapa kau tidak cerita padaku?” tanyaku setelah aku mengerti kata-kata Onew hyung.

“HYUNG!” teriak Taemin setelah Onew hyung berlari kelantai atas.

“A…a…aku…” kata Taemin terbata-bata.

“Ya! kenapa kau jadi gugup seperti ini, Taemin-ah? Sudahlah, aku juga senang kalau kalian berpacaran.” Ucapku yang membuat Taemin gelagapan.

Melihat Taemin yang seperti itu, aku jadi tidak tega terus menginterogasinya dengan mengganti topik pembicaraan. Onew hyung pun sudah kembali keruang tengah. Kami pun terus bercerita satu sama lain, setelah satu tahun tidak bertemu. Dari mulai pengalamanku selama di Paris sampai kenapa aku pindah. Menjadi berbincangan kami.

***

Sesampainya dirumah setelah dua jam berada dirumah Onew hyung, aku segera mencari Min jung. Aku ingin menanyakan tentang dia berpacaran dengan Taemin. Semoga saja dia tidak seperti Taemin yang malu-malu untuk menceritakannya.

“Min jung!” panggilku.

“Ne?” tanyanya sembari turun dari tangga.

“Taemin. Kau mengenalnya kan?” kulihat ekspresi wajahnya yang berubah. Aish! Mereka ini! sama-sama pemalu! Bagaimana mereka bisa berpacaran?

“Aku…aku…” ucapnya terputus-putus.

“Aissh! Kau sama dengannya! Ckckck…bagaimana bisa kalian berpacaran? Kalian kan sama-sama pemalu. Aigo…”

“Oppa!”

“Bisakah kau ceritakan, Min jung-ah? Oppa sangat senang kok mendengarnya. Kau tahu? Taemin itu adiknya Onew hyung, temanku.”

“Ne, akan aku ceritakan. Tapi…. Aku malu, oppa.”

“Tidak usah malu, palli!” perintahku, ia pun segera menceritakan semuanya.

Flashback

Min jung P.O.V

Aku, Young eun dan Hyun ji sedang memakan ice  cream ditempat biasa yang sering kami kunjungi. Ya, setiap kami berkumpul dan ingin membicarakan sesuatu, kami selalu kesini – kedai ice cream.

Bo peep bo peep bo peep bo peep bo peep bo peep bo peep oh!

Tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat nama yang tertera dilayar dan saat itu pula aku membelalakan mataku.

“Sebentar.” Ucapku pada mereka yang menatapku heran seraya keluar dari kedai ice cream dan mengangkat pangilannya.

“Yeoboseyo.”

“Bisakah kau ke taman waktu itu?” tanyanya.

“Eumphh… tapi…”

“Kumohon…” pintanya.

“Baiklah, aku akan kesana.” Ucapku seraya memutuskan sambungannya.

“Aku harus pergi sekarang. Ada urusan yang penting, mianhae.” Ucapku seraya mengambil tas ranselku dan segera melangkahkan kaki-ku ketaman yang tak jauh dari sini. Kulihat Taemin yang sedang duduk dibangku taman, aku pun segera menghampirinya.

“Ada apa?” tanyaku dengan canggung setelah duduk disebelahnya. Dia pun segera berdiri dan menatapku.

“Aku….aku mencintaimu, Min jung-ah…” ucapnya yang membuatku tersentak dan membuatku sesak, karena shock. Aku tidak menjawabnya, aku hanya memandangnya menerawang.

“Tidak perlu dijawab sekarang, yang terpenting aku sudah mengungkapkan perasaanku padamu dan aku sudah lega sekarang karena rasa ini sudah ku ungkapkan.” Ucapnya seraya kembali duduk disebelahku.

“Aku…aku…mau.” Ujarku malu.

“Ne? apa yang kau katakan tadi?” tanyanya. Aish! Tidak tahu apa kalau aku ini malu, huh!

“Aku….mau…Taemin-ah.” Ulangku lagi.

“Mau apa? Aku tidak mengerti.” Jincha! Sepertinya dia sedang mempermaikanku. Aku tak menjawabnya.

“Aaaah, baiklah aku tahu. Jadi sekarang kita berpacaran nih?” tanyanya. Aku pun hanya mengangguk.

Flashback end

Author P.O.V

“Aaaissh…ternyata adik oppa sudah dewasa  ya. Ckck….” Ucap Minho seraya mengacak-acak rambut Min jung.

“Oppa! Selalu saja seperti ini!”

“Biar saja!” ucap Minho sembari menjulurkan lidah dan beranjak ke kamarnya.

***

~ To Be Continued ~

P.S : Seperti biasa, kritik, saran aku terima dengan lapang dada buat memperbaiki kesalahanku. Kalau yang udah baca, komen ya?! Pokoknya harus KOMEN! Jangan sampai nggak!!! Oke? Ayo komen!!! Gomawo ^_^