Request FF

12 01 2013

annyeong ^^

mungkin ff Broken Home VS Broken Heart aku tunda dulu untuk sementara, bagi yang mau request bisa komen disini ntar ide cerita yang paling bagus bakal aku buat.

tulis :

– tema

– ide cerita

– kesimpulan cerita

– pemain cast

– genre cerita

– ending cerita

ff ini hanya dibuat oneshot dan  main cast harus ada salah satu dari member SHINee. Gamsahamnida ^^





Broken Home VS Broken Heart – part 5

9 09 2012

Image

 

Title : Broken heart vs Broken home part-5

 

Author : Silvi a.k.a Lee Kyung Mi

 

Main Cast : Choi Minho

 

 Park Jiyeon

 

Support Cast : Lee Kyung Mi

 

Lee Jinki

 

Choi Min Jung

 

Song Yoon Ji, etc

 

Length : Sequel

 

Genre : friendship, romance, sad

 

Rating : PG-13

 

 

 

“Yaaa!!! Apa kau…” kata-kataku terpotong saat aku melihat siapa orang yang menabrakku tadi. Dia adalah namja itu, namja yang selalu membuatku sial. Aissh…kenapa sih disaat hari libur seperti ini malah bertemu dengannya? Padahalkan aku berharap sehari ini tidak bertemu dengannya. Jincha!

 

“Neo?! Sedang apa kau disini?” katanya.

 

“Mwo? Kau bertanya aku disini sedang apa? Memangnya kau disini mau apa?! Huh, aneh!” kataku ketus.

 

“Onew hyung! Kau dimana?!” teriak namja itu sembari mencari-cari Onew sunbae. Aku jadi teringat dengan Kyung mi. Sepertinya tadi dia ada disebelahku, tapi kenapa dia tidak ada? Dimana dia? Aku tidak melihatnya. Apa Kyung mi dan Onew sunbae pergi… bersama? Ya! menyebalkan!

 

“Kyung mi-ah!!!” teriakku juga.

 

“Apa mereka pergi bersama?” tanyaku dan juga namja itu bersamaan, kami pun saling pandang dan pergi mencari mereka berdua bersamaan. Aku dan juga namja ini terus mencari mereka masih di Muju Resort. Akhirnya kami menemukan mereka berdua sedang meluncur bersama. Aigo…mereka ini! Aku dan namja ini meluncur dengan cepat ke arah Onew sunbae dan juga Kyung mi.

 

Bruk!

 

Aku menabraknya dan terjatuh tepat di atas punggungnya, ini pasti gara-gara aku tidak bisa menjaga keseimbangan. Ingin sekali rasanya aku tertawa melihatnya kesakitan. Ini dia membalasanku. Tapi, jujur ini bukan sengaja, aku tidak sengaja menabraknya.

 

“Mianhae, aku tidak sengaja.”  Ucapku merasa bersalah.

 

“Yaa! Apa maksudmu? Kau mau balas dendam? Lihat itu! Mereka sudah semakin jauh.” Ujarnya.

 

“Mianhae, aku tidak sengaja. Aku tidak bisa menjaga keseimbangan tadi.”

 

“Tidak bisa ya, tidak bisa saja! Palli! Kita kejar lagi. Tapi, awas kalau kau seperti tadi!” katanya sembari meluncur kembali. Kini aku meluncur dengan hati-hati.

 

“Kemana mereka? Ini semua gara-gara kau!” Bentaknya.

 

“Ne, mianhae! Aku kan sudah bilang maaf, kenapa kau terus menyalahiku sih?!” kataku yang tak kalah kesalnya.

 

“Cepat kau telepon chingumu itu! Aku juga akan menelepon hyung.”

 

“Ne.” belum sempat aku menekan tuts, dia sudah memberikan syarat agar aku tidak usah meneleponnya.

 

Minho P.O.V

 

Saat aku menyuruhnya untuk menelepon chingunya, tiba-tiba ada yang meneleponku, kulihat nama yang tertera di layar. Ternyata Onew hyung, aku pun mengisyaratkannya untuk tidak menelepon chingunya itu.

 

“Yeoboseyo. Yaa! Kau ada dimana sih, hyung? Apa kau bersama…” aish, aku tidak tau namanya.

 

“Ne, Kyung mi bersamaku. Minho-ah, kau antarkan Jiyeon pulang ya?! Rumahmu kan berdekatan dengan rumahnya. Jaga dia!” kata Onew hyung di seberang sana.

 

“Ya! Ya! Ya! Apa maksudmu, hyung? Kau ada dimana?!”

 

“Kau tidak perlu tau aku dan juga Kyung mi ada dimana. Pokoknya, kau harus mengantarkannya pulang! Arasseo?!” setelah Onew hyung selelsai berbicara, dia segera memutuskan sambungannya. Aku masih tidak mengerti dengannya. Aiishh…jincha!

 

“Waeyo?” tanyanya.

 

“Onew hyung memang sedang bersama teman-mu itu. Dan…dan…”

 

“Mwo?”

 

“Dan mereka menyuruhku mengantarmu pulang.”

 

“Aiisshh…shireo! Aku tidak mau pulang bersamamu!” katanya.

 

“Ne, aku juga tidak mau!” aku pun beranjak pergi meninggalkannya. Sebenarnya aku takut meninggalkannya sendirian. Bukannya apa-apa. Tapi, aku takut terjadi sesuatu padanya. Dia kan seorang yeoja. Aku pun memutuskan untuk kembali ke tempat dia duduk. Dan untung saja dia masih ada.

 

“Wae? Kenapa kau kembali lagi?!” tanyanya.

 

“Kajja! Aku tidak mau mereka memarahiku.” Ajakku, ia pun menuruti ajakkanku. Aku pun memboncenginya dengan motorku. Benar-benar dingin disini, bagaimana tidak? Sekarang kan musim dingin. Walaupun aku sudah memakai baju yang berlapis-lapis, tapi tetap saja dingin. Segera kuberhentikan motorku di sebuah café. Aku ingin membeli minuman yang hangat, agar tubuhku tidak membeku.

 

“Mau apa kita kesini?” tanyanya bingung.

 

“Ikut saja!” jawabku sekenanya. Dia pun mengikutiku masuk kedalam café ini dan duduk berhadapan denganku. Saat aku menyeruput minuman yang panas ini, tiba-tiba aku melihat sosok seorang yeoja yang tak asing dimataku. Aku sangat mengenalnya. Dia adalah Yoon ji – mantan yeojachinguku, inilah yang menyebabkan kenapa aku kembali ke Seoul. Dia bersama seorang namja? Apakah itu namjachingunya yang baru? Tapi, kenapa dia ada disini? Kenapa aku harus bertemu lagi dengannya? Lebih baik aku cepat-cepat pergi dari sini.

 

“Kajja!” kataku sembari menarik paksa tangannya.

 

“Yaa! Aku kan belum meminum minumannya.”

 

“Di café lain saja.” Akhirnya kami berhasil keluar dari café ini. Aku membawa yeoja ini ke tempat café lain yang terdapat disebelah café tadi. Aku pun memesan dua minuman yang panas. Dan yeoja itu kini serius menyeruput minumannya. Aku terus memikirkan Yoon ji, kenapa dia bisa ada di Seoul? Sejak kapan dia ada disini? Jincha! Dia bersama namja yang mungkin saja namjachingunya. Apakah dia sudah sepenuhnya melupakanku? Kenapa dia cepat sekali melupakanku ? Dan dengan mudahnya mendapatkan namjachingu yang baru. Sedangkan aku? Aku masih mencintainya, aku tidak bisa melupakannya apalagi mendapatkan yeojachingu. Rasanya aku ingin sekali menangis. Tapi, ku urungkan, aku malu jika menangis dihadapan yeoja ini. Yang ada dia akan manertawaiku.

 

Jiyeon P.O.V

 

Aneh sekali sikapnya, kenapa dia keluar dari café itu dan malah ke café ini? Memangnya ada apa disana? Ah, sudahlah itu bukan urusanku. Sekarang yang penting ia yang membayar semuanya.

 

“Kau yang membayarnya kan?” tanyaku.

 

“Heum.” Jawabnya. Aish…ada apa dengannya? Aneh. Tidak seperti biasanya dia seperti ini. Pasti dia tidak akan membayar ini semua, pasti dia yang menyuruhku. Dan sekarang dia jadi banyak diam, seperti sekarang. Ah, biarlah.

 

Drrrtt…drrtt…

 

Kurasakan ponselku bergetar. Aku segera melihat siapa yang mengirim sms. Ternyata Kyung mi yang smsku.

 

Jiyeon-ah apa kau sdng bersamanya? Mianhae aku sdh meninggalkanmu.

 

Aku pun segera membalas pesannya.

 

Ne, aku bersamanya. Yaa! Aku mrah pdamu! Kau ini mnyeblkan skali, kau tau kan, aku & dia bermusuhan? Knp kau malah menyuruhku plng bersamanya?!!

 

Drrrttt…drrrrtt…

 

Tak lama kemudian Kyung mi membalas pesanku.

 

Jeongmal mianhae, Jiyeon-ah. Ini smua ide Onew sunbae. Jeongmal mianhae.

 

Ne. jawabku singkat. Kini aku sedikit kesal padanya.

 

“Kajja! Sudah habis kan?” tanyanya sembari menarik tanganku kembali, aku pun melepaskan tangannya yang menarik tanganku.

 

“Aku bisa jalan sendiri!” Kataku.

 

Kini dia benar-benar mengantarku sampai depan rumah. Dan ternyata benar apa yang dikatakan Onew sunbae, rumahnya berada di sebelah rumahku. Kenapa selama ini aku tidak pernah tau keberadaannya? Mungkin saja memang aku yang tidak ingin tau keberadaanya. Lagian, dia kan tinggal di Paris. Jadi, mana aku tahu ada namja sombong di perumahan ini.

 

“Gomawo.” Ucapku, sebelum dia beranjak.

 

“Ne.” Katanya lirih, lalu beranjak ke rumahnya.

 

***

 

Aiishh…sudah jam berapa ini? Aah, Jiyeon-ah. Kau selalu saja seperti itu! Aku pun segera mandi, menyiapkan pelajaran, memakai seragam, kaos kaki dan sepatu. Aku mengayuh sepedaku dengan cepat. Aku memakirkan sepedaku dan terdengar bunyi bel, aku pun segera ke kelas.

 

“Untung saja sonsaengnim belum datang.” Kataku sembari tersenyum.

 

“Ya! Kau tidak marah padaku kan, Jiyeon-ah?” Tanya Kyung mi. Tapi, aku tidak menjawabnya, karena Choi sonsaengnim sudah masuk kelas dan memulai pelajaran.

 

Treeet…treett…

 

Bel istirahat pun berbunyi, Choi sonsaengnim sudah keluar kelas. Aku segera melangkahkan kakiku ke kantin. Tiba-tiba ada yang menarik tanganku.

 

“Jiyeon-ah, kau tidak marah kan?” aku membalikkan badanku.

 

“Annio.” Jawabku singkat.

 

“Aah, gomawo. Kajja!” Kata Kyung mi sembari menarik tanganku. Tiba-tiba seseorang memanggil namaku dan Kyung mi.

 

“Jiyeon-ah! Kyung mi-ah!” aku dan Kyung mi pun segera mencari asal suara itu. Terlihat Onew sunbae berlari kearah kami.

 

“Wae, sunbae?” tanyaku.

 

“Minho tidak masuk kan hari ini?” Tanya Onew sunbae.

 

“Ne. Waeyo?” jawab Kyung mi.

 

“Minho sakit, dia sakit.” Katanya yang membuatku dan Kyung mi menganga.

 

“MWO?!” kataku dan Kyung mi bersamaan. Sonsaengnim tidak memberitau soal ini. Kurasa, kemarin dia baik-baik saja. Kenapa sekarang dia sakit?

 

“Ne. Memangnya kemarin dia kenapa? Kalian kemana saja, Jiyeon-ah?”

 

“Annio, kita hanya minum di sebuah café. Kemarin dia baik-baik saja, sunbae. Tapi, dia agak aneh. Saat kami sedang meminum minuman yang kami pesan, dia malah menarikku keluar, dan pindah ke café sebelahnya. Seperti…melihat sesuatu. Dan dia juga mau membayarkan minumanku. Aneh kan?” Ucapku.

 

“Ne, aneh sekali dia. Sifatnya beda.” Kata Kyung mi.

 

“Aah, gomawo kau sudah memberitauku. Apa kalian mau ikut menjenguk Minho?”

 

“Heum, aku tidak bisa, sunbae. Aku ada acara keluarga.” Kataku berbohong. Mana mungkin ada acara keluarga sedangkan eomma dan appa saja sibuk dengan pekerjaannya. Aku hanya malas saja.

 

“Gwaenchana. Aku akan pergi sendiri.” Kata Onew sunbae yang sedikit kecewa dengan jawabanku.

 

“Aku mau!” kata Kyung mi. Onew sunbae pun tersenyum.

 

***

 

Apa benar dia sakit? Aah, untuk apa aku memikirkannya. Daripada aku bosan dirumah, lebih baik aku ke taman saja.

 

Saat tiba ditaman aku terpaku pada seorang namja dan yeoja sedang berbicara dengan serius. Aku pun mendekati mereka, aku ingin memastikan namja itu siapa. Sepertinya, sudah tidak asing bagiku.

 

Omo~ jincha? Namja itu adalah namja yang menyebalkan. Dia Minho. Sedang apa dia disini bersama yeoja pula? Katanya dia sakit, kenapa dia bisa ada disini? Apa dia hanya berpura-pura sakit?

 

Saat aku ingin memutar badanku kembali menuju rumah, tidak sengaja aku mendengar pembicaraan mereka.

 

“Sejak kapan kau pindah ke Seoul?” kata namja itu.

 

“Kemarin, aku baru saja pindah. Karena Jonghyun oppa.” Jawab yeoja itu.

 

“Oh, jadi dia yang sudah membuat kau memutuskanku?” oh, jadi yeoja itu, memutuskan hubungannya dengan Minho? Malang sekali dia. Aah, biarkan saja. Aku tidak peduli. 

 

“Annio, bukan hanya karena dia. Memang karena kita sudah tidak cocok, Minho-ah. Kau harus mengerti!”

 

“Ne, arasseo. Ya sudah, aku mau pulang.” Kata namja itu lalu beranjak pergi meninggalkan yeoja itu sendirian. Ternyata dia bisa seperti itu? Dia bisa sedih? Dia bisa luluh dengan yeoja itu? Dia tidak tau harus berkata apa saat yeoja itu membentaknya? Aigoo…aku baru tau dia bisa seperti itu. Sepertinya dia sangat menyukai yeoja itu. Aku pun mengikuti langkah namja itu dengan mengendap-endap.

 

Bruk!

 

Omo! Dia terjatuh, apa dia pingsan? Jincha? Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Aku pun menghampirinya, meskipun aku tidak tau harus bagaimana. Ya, aku teringat Kyung mi dan Onew sunbae. Mereka kan sedang ada di rumahnya. Aku pun segera menelepon Kyung mi.

 

“Yeoboseyo, Jiyeon-ah. Wae? Ada apa?” Tanya Kyung mi di seberang sana.

 

“Cepat kau ke taman dekat rumahku!! Dia pingsan! Dia ada disini. Palli!!” ucapku panik.

 

“Ne, aku dan Onew sunbae akan segera kesana.” Aku pun menyudahi pembicaraan kami. Aku sangat khawatir dengan keadaannya. Aku segera memegang keningnya, untuk memastikannya. Omo! ternyata dia memang sedang sakit. Keningnya panas, dan badannya pun gemetar.

 

Tak lama kemudian, Kyung mi dan Onew sunbae pun sudah datang.

 

“PALLI!!” teriakku. Mereka pun segera membantuku mengangkatnya. Aishh…berat sekali dia. Untung saja ada mereka, jadi aku bisa membawanya bersama mereka. Kami pun membawanya ke rumahnya. Saat tiba dirumahnya, wanita paruh baya pun membukakan pintu yang tak lain adalah eomma namja ini. Terlihat wajah eomma-nya yang panik dan sangat khawatir pada anaknya.

 

“Minho-ah, kenapa kau malah jalan-jalan? Kau kan sedang sakit. Anak ini selalu saja seperti ini!” Kata eomma Minho. Kami pun membaringkan Minho di atas tempat tidurnya.

 

“Gamsahamnida, kalian sudah menolongnya dan kalian sudah mau menjenguknya. Mianhae telah merepotkan kalian.” Kata ahjumma setelah kami berada di teras depan.

 

“Ne, cheonmaneyo, ahjumma. Gwaenchana.” Jawabku, Kyung mi dan Onew sunbae hampir bersamaan.

 

“Kalau begitu kami pamit dulu, ahjumma. Semoga Minho cepat sembuh.” Kata Onew sunbae sembari membungkukkan badannya dan diikutiku serta Kyung mi.

 

“Gamsahamnida, josimhae (hati-hati).”

 

“Ne.” kata kami bersamaan. Kami pun melangkah keluar rumahnya.

 

“Hem, kalian kerumah ku dulu ya?! Ada yang ingin aku bicarakan.” Ajakku.

 

“Ne.” jawab mereka kompak. Kami pun sampai dirumahku yang berada tepat disebelah rumahnya.

 

“Sebelum dia pingsan di taman, aku sempat mendengar pembicaraannya dengan seorang yeoja.” Kataku serius setelah kami semua sudah duduk di ruang tengah.

 

“Apa yang mereka bicarakan?” Tanya Onew sunbae penasaran. Aku pun menceritakan apa yang Minho dan yeoja itu bicarakan. Mereka terlihat kaget, sama seperti ku saat itu.

 

“Apa sunbae mengenal yeoja itu?” tanyaku.

 

“Annio, aku tidak mengetahui tentang itu. Mungkin dia yeojachingunya saat dia di Paris. Oh iya, dia sempat cerita, kalau dia sudah mempunyai yeojachingu saat di Paris. Tapi, aku tidak tahu wajah yeoja itu dan cerita-cerita lainnya. Dia sudah tidak bercerita lagi padaku, tiba-tiba dia sudah kembali ke Seoul.” Jawab Onew sunbae.

 

Hem, apa mungkin saat mereka di Paris putus. Dan mungkin Minho pindah kesini karena itu? Ya, mungkin saja.

 

***

 

Min jung P.O.V

 

Aku berlari saat memasuki rumah, aku sangat khawatir dengan keadaan oppa. Eomma meneleponku saat aku sedang dijalan, dan aku sangat terkejut mendengarnya. Sebelumnya, aku tak pernah mendengar dan melihat oppa sakit seperti ini. Ada apa dengannya?

 

“Eomma~ bagaimana keadaan oppa? Oppa sakit apa?” tanyaku saat melihat eomma sedang menunggu oppa disamping tempat tidur oppa.

 

“Dia hanya kecapekan saja, Min jung-ah. Kau tidak usah khawatir, besok juga dia sudah sembuh. Kajja! Kita biarkan Minho beristirahat.” Ucap eomma sembari menarikku keluar.

 

Oppa kenapa?

 

Ada apa dengan oppa?

 

Siapa yang membuatmu seperti ini oppa?

 

Kenapa kau tidak pernah memberitahukannya padaku?

 

Tahukah kau, aku sangat mencemaskanmu?

 

Berbagai pertanyaan muncul di benakku. Baru kali ini aku dibuat khawatir olehnya. Aku benar-benar khawatir melihat oppa terbaring lemah diatas tempat tidur. Aku ingin oppa cepat-cepat sembuh. Aku hanya menginginkan itu saja!

 

***

 

 

 

~ To Be Continued ~

 

 

 

P:S: Bagaimana part ini? Jelek ya? Mian, soalnya author udah kehabisan akal, hehe. Tapi, tetap ya, kalian harus komen! Oke? J

 

 

 





Broken Home VS Broken Heart – part 4

20 07 2012

 

Title : Broken Home vs Broken Heart part-4

Author : Silvi a.k.a Lee Kyung Mi

Main Cast : Choi Minho

Park Jiyeon

Supporting Cast : Lee Kyung Mi

Lee Jinki

Kim Ki Bum, etc

Length : Sequel

Genre : friendship, romance, sad

Rating : PG-13

 

“Jiyeon-ah…!” seseorang memanggilku yang berhasil membuyarkan pikiranku, aku pun segera memberhentikan sepedaku dan mencari asal suara itu.

“Yaa! Apa kabar?” katanya yang sudah berada disamping sepedaku.

“K…Key???” Tanyaku yang menyadari bahwa dia Key, temanku sejak di Junior High School.

“Ne, bagaimana kabarmu?”

“Aku baik-baik saja. Kau sendiri bagaimana?”

“Seperti yang kau lihat, aku sehat. Hem, bagaimana kalau kita ke sebuah café? Kita kan sudah lama tidak bertemu.”

“Hem, kau yang traktir?” Tanyaku yang membuatnya tersenyum.

“Baiklah. Kajja!” Ujarnya. Lalu, Key meng-gas motornya secara perlahan agar bisa menyeimbangi kecepatan sepedaku ke sebuah café, tempat yang sering aku dan Key kunjungi sejak itu. Akhirnya, kami pun sampai di tempat itu. Tempat ini tidak ada yang berubah, mungkin yang berubah hanya pelayannya saja. Kami pun memilih tempat, dan memesan minuman.

“Kau sekolah dimana?” Tanyanya saatku sedang menyeruput minuman.

“Di sunyoung High school. Kau sendiri?”

“Aku di Chungdam High school.”

“Kenapa kau pindah lagi kesini? Setelah kau meninggalkanku.” tanyaku kesal, karena dia sudah meninggalkanku sendirian di Seoul.

“Yaa! Jiyeon-ah, jadi kau marah? Aigoo…kau ini. Aku harus pindah, kan karena appa. Appa ada kerjaan disana.” Jawabnya.

“Kenapa kau tidak memberitahuku dulu? Pabo!”

“Aisshhh…aku tidak sempat, Jiyeon-ah. Mianhae…” Katanya sembari mengacak-acak rambutku yang memang sudah berantakan. Sifatnya tidak pernah berubah, selalu saja begini. Huh, menyebalkan!

“Ne, lain kali, jika appamu ada kerjaan lagi. Kau harus memberitahuku. Arasseo?! Oh iya, bagaimana di Paris? Apa tempatnya asik? Aku iri sekali padamu. Aah, aku ingin sekali kesana.” Ucapku lirih.

“Ne, arasseo. Eum…sangat menyenangkan. Apa kau ingin sekali kesana? Ya sudah, jika appa kembali bekerja disana, apa kau mau ikut denganku?”

“Ne, aku ingin sekali!” Kataku segera.

“Hem, baiklah.” Ucapnya. Aku dan Key terus saja bercerita tentang pengalaman masing-masing. Aku terpaku saat Key menceritakan seseorang yang bernama Minho. Seperti nama namja menyebalkan itu. Aah…mungkin saja hanya namanya yang sama. Nama seperti itu kan banyak.

“Minho-ah..!” panggil Key pada seseorang, aku pun melihat siapa yang dimaksud Key.

“Key..!” Mwo? Aku terkejut saat yang kulihat namja itu adalah namja yang menyebalkan, namja yang selalu membuatku sial. Apa benar yang diceritakan Key itu, Minho yang ini? Aigooo…kenapa bisa kebetulan seperti ini sih?! Aish, pertama Onew sunbae, sekarang Key! Jincha! Ya, aku baru ingat, kalau Key dan juga Minho pernah ke Paris. Mungkin saja mereka berteman disana. Tapi, kenapa dia harus ada disini? Menyebalkan! Membuat mood-ku berubah saja! Huh!

Minho P.O.V

“Minho-ah..!” panggil seseorang padaku, aku pun mencari asal suara itu.

“Key..!”saat aku sudah menemukan siapa yang memanggilku. Dan kulihat dia bersama yeoja, mungkin itu yeojachingunya. Saat yeoja itu membalikkan badannya, aku sangat terkejut melihatnya. Dia yeoja aneh, yang selalu membuatku sial. Kenapa Key bisa mengenalnya? Aah…Jincha! Kenapa aku harus bertemu dengannya lagi? Aigoo!

“Sini!” pinta Key. Mau tak mau, aku pun harus kesana, karena Key adalah sahabatku di Paris, dia yang selalu mendengarkan curhatanku. Aku pun menghampiri mereka.

“Minho, kenalkan ini Jiyeon. Jiyeon  kenalkan…” belum sempat Key menyelesaikan pembicaraannya, yeoja aneh itu memotong pembicaraan Key.

“Aku sudah tau!” jawabnya ketus.

“Ne, nado!” Jawabku saat Key menoleh kearahku, sebelum ia bertanya, aku pun sudah menjawabnya.

“Bagus, kalau kalian sudah saling mengenal. Ayo duduk, Minho-ah.” Aku pun mengikuti pintanya. Kini aku dan yeoja aneh itu saling berhadapan. Kulihat tatapan matanya yang tajam, aku pun menatapnya tak kalah tajamnya. Key yang melihat tingkah kami pun menatap binggung.

“Yaa! Kenapa kalian?”

“Annio.” Jawabku dan yeoja itu bersamaan. Ia memalingkan wajahnya kearah luar jendela.

“Yasudah. Minho-ah, kau sudah memesan?” Tanya Key.

“Sudah. Sebentar, aku akan mengambilnya.” Kataku seraya beranjak pergi. Aku sengaja mengambil pesananku sendiri, karena aku punya permainan untuknya. Aku pura-pura tersandung dan setengah minumanku tumpah kebajunya.

“Aiisshh…yaa! Apa yang kau lakukan? Kau sengaja kan?” katanya sembari membersihkan noda minuman yang ada di bajunya.

“Jiyeon-ah…dia tidak sengaja! Dia tersandung, apa kau tidak lihat?” kata Key yang membelaku, aku pun tersenyum dan menjulurkan lidahku ke yeoja itu tanpa sepengetahuan Key.

“Kau membelanya? Baik, aku pergi saja!!!” katanya seraya beranjak pergi dan meniggalkan café ini.

“Yaa! Jiyeon-ah, bukan begitu maksudku.” Kata Key yang melihat yeoja itu sudah keluar dari café ini.

“Apa sih yang sebenarnya terjadi? Kenapa kalian seperti itu?” Tanya Key dengan penuh selidik yang sudah kembali duduk di tempatnya. Dengan terpaksa, aku menceritakan semuanya. Dari mulai pertama kali kami bertemu sampai kami terus saja bertengkar seperti sekarang.

“Aisshh…kau ini. Seperti anak kecil saja, sama seperti Jiyeon.” Katanya sembari beranjak pergi meninggalkan café setelah membayar minuman yang kami pesan.

Jiyeon P.O.V

Aku mengayuh sepedaku dengan perasaan kesal, marah dan sebagainya. Aku terus saja menggerutu dalam hati. Kenapa Key malah membelanya? Padahalkan, dia yang salah. Sungguh menyebalkan! Dia selalu saja berhasil mengerjaiku, bahkan aku tidak diberi kesempatan untuk membalasnya. Lihat saja, aku akan membalasnya. Aku akan mencari ide untuk membalasnya.

***

Kyung mi P.O.V

Sudah dua jam aku dan juga Onew sunbae berada di toko buku. Aku tidak tau, sunbae sedang mencari buku apa. Aku sudah mendapatkan buku yang kucari, seperti biasa aku membeli novel dengan pengarang favoritku. Aku mencari sunbae, akhirnya aku menemukannya sedang membaca buku.

“Sunbae, apa kau sudah mendapatkan bukunya? Biar aku bantu cari.” Kataku.

“Ne, aku sudah mendapatkannya. Kajja! Kita bayar.” Katanya sembari menunjukkan bukunya dan beranjak untuk membayar bukunya.

Kini aku sudah berada di atas motornya, aku berpegangan padanya. Deg! Jantungku berdetak lebih cepat. Tidak tau kenapa, jika aku dekat dengannya, jantungku selalu seperti ini. Ya, mungkin memang benar aku mulai menyukainya. Onew sunbae memberhentikan motornya di sebuah tempat makan.

“Mau apa kita kesini, sunbae?” tanyaku bingung.

“Makan. Kau lapar kan?” katanya sembari membuka helmnya.

“Euumm.”

“Kajja! Disini makanannya enak-enak.” Katanya seraya menarik tanganku dan duduk di bangku. Sekarang aku sedang berhadapan dengannya. Ini sudah kedua kalinya, aku dan juga Onew sunbae makan bersama. Pertama dikantin dan sekarang di sebuah restoran. Sungguh sangat menyenangkan bisa berada dekat dengannya. Aaiissh…apa yang kau pikirkan Kyung mi-ah?! Lupakan!

***

Jiyeon P.O.V

“Jiyeon-ah!” panggil Kyung mi sembari berlari kecil menghampiriku.

“Mwo?” tanyaku bingung melihat tingkahnya.

“Onew sunbae dan Minho sedang bermain basket. Kajja!” ucapnya.

“Ya! Shireo! Aku tidak mau lihat.” Ucapku sembari melanjutkan makan makananku. Tapi, Kyung mi malah menarik tanganku.

“Ya! Kyung mi-ah! Lepaskan aku! Aku tidak mau melihatnya, lagipula, apa istimewanya sih?!”

“Nanti juga kau akan tahu!” katanya sembari mendorongku menuju lapangan basket. Aissh! Kenapa sih dia ini, huh?! Saat tiba dilapangan, aku terkejut melihatnya. Hampir semua murid yeoja disekolah ini sekarang berkerumun di lapangan. Mereka selalu meneriaki nama namja itu. Aiishh! Apa hebatnya namja menyebalkan itu?

“CHOI MINHO! LEE JIN KI! YEAAAH!!!” teriak yeoja disebelahku yang membuat telingaku pengang. Aku pun segera menarik tangan Kyung mi dan menjauh dari kerumunan itu.

“Ya! Mereka membuat telingaku pengang!” ucapku.

“Kau tahu, mereka menjadi popular sekarang.” Ucap Kyung mi dengan nada yah…sedikit kecewa. Apa karena Onew sunbae?

“Biarkan saja! Apa peduli kita pada mereka?” tanyaku. “Apa kau cemburu?” tanyaku menyelidik sembari menyipitkan mataku.

“A…anniya.” Ucapnya terbata.

“Heum…”

“Jiyeon-ah! Awas!” teriak Kyung mi. Tiba-tiba sesuatu menghantam kepalaku yang membuatku tak sadarkan diri.

Author P.O.V

Bola basket yang dilempar oleh Minho melayang kearah seseorang yang tak lain adalah Jiyeon, yang tadi akan ia lemparkan pada Onew, tapi malah menghantam kepala Jiyeon yang membuatnya jatuh pingsan. Minho, Onew serta yang lainnya yang bermain basket menghampiri Jiyeon.

“Ya! Siapa yang melempar bolanya?” Tanya Kyung mi kesal.

“Aku, memangnya kenapa?” ucap Minho tanpa rasa bersalah.

“Ya! Kau masih bertanya kenapa? Cepat bawa dia ke UKS!” ujar Kyung mi dengan nada yang agak tinggi.

“Minho-ah! Cepat angkat dia!” ucap Onew. Minho pun mengangkat Jiyeon keruang UKS. Semua murid yang berkerumunan sekarang sudah bubar, karena bel telah berbunyi, kecuali Minho, Onew, Kyung mi dan Jiyeon yang berada diruang UKS.

“Sudah, kalian ke kelas saja! Biar aku yang menjaganya.” Ujar Kyung mi tanpa menoleh kearah mereka. Onew dan Minho hanya saling pandang.

“Baiklah, kami ke kelas dulu ya, Kyung mi-ah.” Ucap Onew, tapi Kyung mi tak mengubrisnya. Ia masih kesal dengan kejadian tadi, entah kenapa dia merasa tidak rela kalau Onew dikelilingi para yeoja. Tapi, Kyung mi juga tidak tahu perasaannya sekarang. Ia tidak mengerti dengan perasaannya.

Jiyeon P.O.V

Kubuka mataku perlahan dan kukerjapkan. Kenapa kepalaku pusing sekali?

“Kyung mi? kenapa aku?” tanyaku saat menyadari Kyung mi ada disebelahku.

“Tadi kau pingsan saat bola basket menghantam kepalamu, kau ingat?” ucap Kyung mi menjelaskan. Omo! Ternyata itu bola basket? Jadi, bola sialan itu yang membuatku seperti ini? Lalu, siapa pelakunya? Siapa yang melempar bolanya?

“Minho yang melempar bola basket itu.” Ujar Kyung mi, seolah-olah tahu apa yang aku pikirkan.

“Aiiissh! Namja itu! Aaarrgghh! Dia selalu saja membuatku kesal bahkan sial! Huh!”

“Yasudah, kajja! Hanya kita yang belum pulang.” Ucap Kyung mi yang membuatku tersentak. Jadi, aku pingsan selama itu? Aiish! Gara-gara namja itu! Aku pun segera mengikuti langkah Kyung mi yang sudah keluar terlebih dulu.

Mataku melebar saat kulihat Onew sunbae berada di kelasku dan duduk di bangku Kyung mi. Sedang apa dia disini? Ya, aku tahu pasti dia sedang menunggu Kyung mi, tapi mau apa?

“Akhirnya kalian datang juga.” Ucap sunbae sembari beranjak dari duduknya. Aku dan Kyung mi pun segera mengambil tas masing-masing.

“Kenapa sunbae ada disini?” tanyaku saat Kyung mi tak juga mengeluarkan suaranya.

“Aku menunggu kalian, tadinya aku ingin ke ruang UKS, tapi kuurungkan niatku karena aku tahu pasti tas kalian masih didalam kelas. Aku takut terjadi apa-apa, jadi aku menunggunya disini. Kau lama sekali pingsannya, Jiyeon-ah.” Katanya, aku pun tersenyum mendengarnya. Ternyata pengorbanannya bagus juga.

“Haha…ini karena chingu sunbae itu! Dia sangat menyebalkan! Kenapa sunbae bisa mempunyai teman seperti itu?” ucapku.

“Dia baik kok, Jiyeon-ah. Hanya kau belum mengenalnya lebih jauh saja. Tadi juga dia menemaniku menunggu kalian. Tapi, dia pulang duluan.”

“Lihat kan, baru menunggu segitu saja dia sudah menyerah. Aku tidak mau mengenalnya lebih jauh! Baru melihatnya saja aku sudah muak!” ucapku, sunbae pun tersenyum mendengar kata-kataku tadi.

“Oh iya, aku antar kalian pulang ya?” kata sunbae. Ya, aku tahu kata-katanya itu untuk Kyung mi, bukan untukku. Aiishh!

“Aku bawa sepeda, sunbae. Kalau Kyung mi sih…sepertinya dia bisa.” Ucapku sembari mendapatkan tatapan yang mengerikan dari Kyung mi. Aku hanya bisa tersenyum melihat Kyung mi seperti itu.

“Aku tidak bisa, aku akan pulang dengan Jiyeon.” Kata Kyung mi.

“Aku tidak bisa mengantarmu, Kyung mi-ah. Aku harus ke suatu tempat, mianhae. Lebih baik, kau dengan Onew sunbae saja. Dari pada kau naik bus.” Ucapku, Kyung mi kembali memberikan tatapan mengerikannya.

“Sunbae, aku duluan ya. Kyung mi mau kok, pulang dengan sunbae. Jaga dia ya, sunbae! Annyeong!” ucapku seraya melambaikan tanganku lalu melangkahkan kakiku keluar kelas. Kyung mi-ah! Selamat bersenang-senang!

Onew P.O.V

Gomawo Jiyeon-ah, kau sudah membantuku.

Setelah Jiyeon keluar kelas dan meninggalkanku dengan Kyung mi berdua, aku pun segera membuka mulutku.

“Kenapa kau…”

“Kajja! Sunbae mau mengantarku kan?” belum selesai aku bicara, Kyung mi sudah memotong kata-kataku.

“Ne, kajja!” aku pun segera mengikuti langkahnya.

Kulajukan motorku dengan perlahan, aku tidak mau Kyung mi ketakutan jika aku melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sebenarnya kenapa dia? Kenapa sekarang dia tak mau berbicara padaku? Apa salahku?

Kuberhentikan motorku di pinggir jalan yang sepi. Dia tersentak saat aku memberhentikan motorku dan bukan didepan rumahnya. Dia pun segera turun dan menatapku dengan berbagai pertanyaan, aku pun turun dari motorku dan berdiri tepat didepannya, bahkan hanya berjarak beberapa cm saja.

“Kenapa sunbae berhenti disini?” Tanyanya bingung. Aku tak mengubrisnya. Aku hanya menempelkan bibirku di keningnya. Tidak tahu kenapa aku mempunyai pikiran seperti ini.

“Sun…sunbae…” ucapnya.

“Mianhae.” Ucapku lirih, sepertinya tidak seharusnya aku melakukan hal seperti ini.

“Gwaenchana, tapi aku ingin pulang sunbae.”

“Baiklah, kajja!” aku pun kembali melajukan motorku seperti tadi, kali ini aku mengantarnya kerumahnya. Aku terlalu bodoh! Paboya! Kenapa kau melakukan itu? Apa aku salah? Aku mencium keningnya itu salah? Aish!

***

Kyung mi P.O.V

Aku terus membayangi kejadian yang baru saja aku alami, aku terlalu shock saat Onew sunbae mencium keningku. Kenapa dia melakukan itu? Walaupun itu hanya dikening, tapi kenapa? Ya, tidak tahu kenapa aku pun ada rasa senang saat dia melakukan itu, tapi kenapa dia seperti itu?

Jiyeon-ah, bisakah kau kerumah-ku sekarang? Aku ingin cerita padamu. Jebaaal…

Aku pun segera mengirim sms pada Jiyeon, aku ingin cerita padanya.

Ne, kau tunggu aku disana ya! Aku akan kesana sekarang.

Aku pun menunggu Jiyeon datang, tak lama kemudian suara bel berbunyi. Aku pun segera membukakan pintu dan menyuruhnya naik ke lantai atas tepatnya ke kamarku.

“Ada apa? Hal penting kah?” Tanyanya saat kami duduk disisi tempat tidurku.

“Kenapa kau meninggalkanku berduaan dengannya? Kau tahu, aku sangat kesal dengannya!”

“Mianhae…aku kan hanya ingin membantu sunbae. Memangnya dia kenapa?”

“Dia…dia…dia mencium keningku.”kataku yang membuat matanya melebar.

“MWO?! Dia berani seperti itu?”

“Ya! Ini semua gara-gara kau, Jiyeon-ah! Dia melakukan itu padaku!” kataku.

“Bisa kau ceritakan padaku?” ucapnya, aku pun menceritakan semua kejadian yang baru saja aku alami.

“Hanya kening ko, mungkin itu tanda sayang darinya.”

“Tapi kenapa secara tiba-tiba? Kenapa dia tidak mengatakan sesuatu padaku? Tapi aku rasa…eum…senang, mungkin.” Ucapku. Ya! Apa yang baru saja kau katakan? Kau senang? Jincha!

“Sepertinya kau…menyukainya.” Ucapnya yang membuatku tersentak. Apa benar yang dikatakan Jiyeon? Apa aku memang mencintainya? Kalau dipikir-pikir, itu ada benarnya juga. Jantungku selalu berdetak lebih cepat saat didekatnya. Aku selalu nyaman berada didekatnya. Aku tidak rela saat semua murid yeoja mengaguminya. Ada rasa kesal saat melihatnya. Tapi, apa itu benar? Apa itu benar perasaan suka? Cinta? Aiiiishh!

***

Jiyeon P.O.V

Aishh…sungguh membosankan berada dirumah sendirian di hari minggu ini. Eomma dan appa kerja dan tinggal aku sendirian di rumah. Aah, lebih baik aku mengajak Kyung mi jalan-jalan untuk menghilangkan penatku.

Kyung mi-ah, apa kau ada acara? Kau mau menemaniku jln-jln? Aku bosan di rmh. Aku pun langsung mengirim pesan untuk Kyung mi.

Tak lama kemudian Kyung mi membalas pesanku.

Ne, aku mau. Kau ke rmhku saja dulu!

Ne, aku akn ke rmhmu. Aku pun segera berganti pakaian dan beranjak pergi ke rumah Kyung mi.

Akhirnya aku sampai di rumahnya, tidak perlu aku menunggunya lama, karena Kyung mi sudah siap di teras rumahnya. Kami pun segera pergi ke suatu tempat. Tempat yang paling aku sukai.

Ya, akhirnya kami sampai di Muju Resort. Inilah tempat yang sering kami kunjungi. Kami bisa bermain ski sepuasnya.

Aku dan juga Kyung mi meluncur dengan cepat, aku dan Kyung mi memang lincah jika bermain ski. Tiba-tiba aku terjatuh. Ya, ada yang mendorongku dari belakang. Aah, jincha! Neomu apha! Aku berusaha berdiri dan aku ingin tau siapa orang yang sudah membuatku terjatuh. Aku sudah ingin memarahinya.

“Yaaa!!! Apa kau…” kata-kataku terpotong saat aku melihat siapa orang yang menabrakku tadi.

~ To Be Continued ~

P:S : Aiish…semakin gaje ya ff ini? Mian, kalau part ini mengecewakan kalian. Tapi, tetap ya, kalian harus komen! aku tunggu komennya sampe banyak, baru aku mau post next chapnya.. Okeoke? ^^





Broken Home VS Broken Heart – part 3

12 07 2012

Title : Broken home vs Broken heart part-3

Author : Silvi a.k.a Lee Kyung Mi

Main Cast : Choi Minho

Park Jiyeon

Supporting Cast : Lee Jinki

Lee kyung mi

Kim Ki Bum, etc

Length : Sequel

Genre : friendship, romance, sad

Rating : PG-13

Kriiing…kriiing…

Jam beker pun berbunyi, Jiyeon pun segera bangun dengan sangat malasnya. Ia terbelalak saat mengetahui jam menunjukkan pukul 06.10.

“Aigoo…sudah jam segini? Mengapa tidak ada yang membangunkanku? Aiisshh…selalu saja seperti ini.” Katanya seraya bangkit dari tidurnya dan mengambil handuk.

Tidak lama kemudian Jiyeon keluar dengan menggunakan handuknya. Ia pun segera memakai seragam, kaos kaki hingga sepatu. Dan tak lupa ia membereskan buku pelajaran yang akan ia pelajari hari ini. Jiyeon pun segera melangkahkan kakinya ke lantai bawah, setelah ia berpamitan dengan eomma dan appanya ia pun segera berangkat.

Jiyeon P.O.V

Aku mengayuh sepedaku dengan cepat, sesekali aku melirik jam tanganku, sekarang sudah menunjukkan pukul 06.45. Semakin cepat aku mengayuh sepedaku, aku takut gerbang sekolah sudah ditutup. Untung saja jarak dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh, sehingga kulihat gerbang masih dibuka dari kejauhan. Aku pun bersemangat mengayuh sepedaku.

Ciiiittt…

Aku menghentikan sepedaku tepat di depan gerbang sekolah. Ya, kini aku menghentikan sepeda karena ada sebuah motor ingin masuk ke dalam sekolah bersamaan dengan sepedaku, karena gerbang sudah ditutup setengahnya yang mengakibatkan sepedaku dan motornya tidak bisa masuk bersamaan.

Aku meliriknya dengan kesal, kulihat ia membuka helmnya. Setelah kuperhatikan, ternyata dia adalah namja yang selalu membuatku sial. Pantas saja hari ini aku sial, karena ada dia! Aku menatapnya dengan tatapan tajam, ia pun begitu padaku.

“Yaaa! Bisakah kau menyingkir? Bisa-bisa aku telat karena kau! Palli!!!” teriakku yang membuat satpam sekolah memperhatikanku dengan bingung.

“Seharusnya sepedamu yang murahan itu yang menyingkir!! Mana mungkin motorku yang mahal ini yang menyingkir!” Katanya yang seperti biasa – menyombongkan diri.

“Ciiih! Apa kau bilang?! Dasar BANCI!!! Beraninya dengan yeoja!” Ujarku sembari mengepalkan tanganku, berniat untuk memukulnya.

“Apa kau bilang?!!! Ayo, ayo pukul aku! Aku ingin lihat, seberapa besar tenagamu untuk memukulku.” Ucapnya yang membuatku semakin naik darah.

“Yaa!!! Apa yang kalian lakukan? Cepat masuk sebelum aku menutup gerbang!” Sahut satpam itu yang melihat tingkahku dan juga namja itu.

Treeeett…treeet…

Bel pun berbunyi yang membuat aku masuk duluan kedalam sekolah, aku pun menjulurkan lidahku. Untung saja masih ada tempat untuk sepedaku. Aku pun segera menempatkan sepedaku. Sebelum sempat aku menaruh sepedaku, tiba-tiba motor namja itu menyelinap masuk untuk menempatkan motornya itu.

“KYAAA!!! Itu tempatku! Aku yang melihatnya duluan!” ucapku kesal.

“Aku yang sudah mendapatkan tempatnya.” Katanya seraya menjulurkan lidahnya. Aiiisssh…sungguh namja yang tidak ingin aku lihat lagi di dunia ini!!! Aku pun berusaha menyingkirkan motornya, sehingga kami bertengkar. Waktuku sudah terbuang karenanya, aku yakin Kang sonsaengnim sudah masuk kekelas dan sudah memulai pelajaran.

“Yaa! Kalian! Sedang apa kalian? Bukannya masuk ke kelas malah bertengkar disini!!!” kata seseorang, aku pun menoleh kearahnya, kulihat Kang sonsaengnim sudah berada diantara kami berdua.

“Dia! Dia yang memulai duluan, sonsaengnim!!! Dia merebut tempat ini, dan seharusnya tempat ini untuk sepeda bukan untuk motor!” Kataku sembari menunjuk namja menyebalkan itu.

“Bukan…bukan aku, sonsaengnim.” Ucapnya yang membela dirinya sendiri.

“Sudah, Minho, cepat kau pindahkan motormu! Itu ada tempat yang kosong! Dan kalian akan saya hukum sampai pelajaran saya selesai!!! Karena kalian terlambat dan bertengkar seperti ini. Arasseo?!” Kata sonsaengnim yang membuatku menganga, ini pertama kalinya aku dihukum seperti ini dalam hidupku. Arrrgghhhh!!! Sial! Selalu saja aku mendapat sial kalau bertemu dengannya!

“Ne.” Kataku dan namja itu bersamaan. Aiisshh…kali ini aku akan dihukum bersamanya. Sungguh hari yang aku ingin tidak ada. Aku pun beranjak pergi dari tempat parkiran, dan berjalan kearah lapangan. Aku tau, pasti namja itu pun mengikutiku.

Aku dan namja itu kini berada ditengah lapangan, kami berlutut dengan mengangkat kedua tangan diatas kepala di tengah terik matahari yang sangat panas ini.

“Yaa! Ini semua gara-gara kau! Kau selalu membuatku sial!” Kataku.

“Ne, kau juga selalu membuatku sial! Apa kau tidak sadar?!!” Ucapnya.

“Yaa! Kenapa sih kau harus pindah ke sekolah ini? Memangnya di sekolahmu yang dulu kau  kenapa, huh?! Memangnya kau pindahan dari mana sih? Apa disekolahmu yang dulu, kau tidak punya teman?!” Kataku.

“Bukan urusanmu!!!” Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. Ya, aku tau itu bukan urusanku. Aisshh…dasar Jiyeon pabo! Kenapa kau bertanya hal itu padanya?! Sudah tau dia seperti itu! Aiisshh!

Hening. Tidak ada lagi suara yang keluar dari mulut kami berdua, yang ada hanyalah hembusan angin yang membuatku sedikit mendapatkan energi. Karena angin itu membuatku sedikit dingin, tidak panas seperti tepatnya aku berada di tengah terik matahari sekarang. Aku dan juga namja itu, masih berada di tengah lapangan dan di bawah teriknya matahari hingga saatnya bel pelajaran sudah berbunyi.

Drrrrttt…drrtttt…

Kurasakan ponselku bergetar, aku melihat sekelilingku sebelum aku menurunkan tanganku untuk mengambil ponselku. Aman. Aku pun mengambil ponselku.

Jiyeon-ah kau ada dmn? Apa kau tdk msk sekolah hari ini? Ternyata Kyung mi tidak tau aku berada dimana, berarti sonsaengnim tidak memberitahukan kalau aku dan juga namja ini sedang dihukum.

Aku ada di lapangan, aku & juga namja menyebalkan itu sdng di hukum. Apa Kang sonsaengnim tdk memberitau?

Annio, knp kalian bisa di hukum?

Nanti aku ceritakan. Balasku.

Ne, baiklah. Kau tdk apa-apa kan, Jiyeon-ah?

Gwaenchana, kau tdk perlu khawatir, Kyung mi-ah.

Kyung mi tidak membalas pesanku lagi, mungkin dia sedang memperhatikan sonsaengnim. Aku pun segera melanjutkan hukumanku. Sudah hampir dua jam, aku dan juga dia seperti ini. Sebentar lagi bel akan berbunyi. Tiba-tiba lututku terasa lemas, kepalaku terasa berputar. Aku sudah tidak sanggup lagi menopang tubuhku, hingga akhirnya aku pun terjatuh dan semuanya berubah menjadi gelap.

Minho P.O.V

Aku melihatnya sedang memegang ponselnya, sepertinya ia sedang membalas pesan dari seseorang, karena ia menekan-nekan tuts ponselnya. Sampai akhirnya ia memasukkan ponselnya kembali kedalam sakunya.

Dua jam sudah aku dan juga yeoja ini menjalani hukuman ini.

Bruk!

Aku mendengar suara orang terjatuh, aku melirik kesebelahku. Kulihat ia sudah terjatuh dengan keadaan mata yang tertutup, ya, mungkin ia pingsan. Mwo? Pingsan? Dia…aigooo…ada-ada saja yeoja ini, aiissshhh… Membuatku repot saja! Aku pun segera membawanya ke UKS. Mungkin dia belum sarapan. Huh dasar yeoja pabo!!!

Aku terus menunggunya sampai akhirnya bel berbunyi bersamaan dengan bunyi ponsel darinya.

Trrreeett…trreeett…

Hellooo…hellooo…Nareumdaero yonggil naesseoyo

Hellooo…hellooo…jamshi yaegi hallaeyo

Aku tidak tau, aku harus mengangkatnya atau tidak, aisshh merepotkan sekali sih. Sungguh membuatku sial. Lengkap sudah hari ini, semua diisi oleh kesialan. Akhirnya aku pun mengangkat panggilan di ponselnya, mungkin ini penting.

“Yeoboseyo, Jiyeon-ah.” Terdengar suara yeoja diseberang sana.

“Dia sedang terbaring di UKS.”

“MWO???”

“Ne, sekarang dia ada di UKS. Dia pingsan waktu dihukum.” Setelah aku selesai bicara, dia pun langsung menyudahi pembicaraan kami.

Kyung mi P.O.V

Aku sangat panik saat mengetahui Jiyeon berada di ruang UKS, dia pingsan saat dihukum di tengah lapangan. Aku pun belum tau kenapa dia bisa dihukum.  Jiyeon akan menceritakannya saat ia selesai dihukum. Tapi, ternyata dia jatuh pingsan dan sekarang berada di UKS.

Aku segera masuk ke ruang UKS. Ya, aku melihat Jiyeon sedang terbaring di tempat tidur. Langkahku terhenti saat kudapati namja yang paling tidak disukai Jiyeon. Kalau tidak salah dia bernama Minho.

“Yaa! Apa kau temannya yeoja ini?” Tanyanya yang membuatku menganga. Mengapa dia mau membantu Jiyeon? Padahalkan yang aku tau mereka saling bermusuhan. Ah, mungkin saja mereka sudah berbaikan.

“Ne.” Kataku yang melanjutkan langkahku ke tempat Jiyeon berbaring. Saatku sudah berada di antara mereka, tiba-tiba namja itu berdiri dan melangkah menuju pintu.

“Kau mau kemana?” Tanyaku.

“Ke kelas.” Jawabnya dingin, dia pun keluar dari ruang UKS ini. Kini hanya ada aku dan juga Jiyeon. Aku menunggunya di samping tempat tidurnya. Kenapa bisa terjadi seperti ini? Apa yang sebenarnya terjadi? Aish…aku terus saja memikirkan hal itu. Aku tidak mau jika terjadi sesuatu pada Jiyeon.

“Kyung mi-ah…aku dimana?” Tanya seseorang yang membuatku tersentak.

“Yaa! Jiyeon-ah, kau ini mengagetkanku saja. Apa kau tidak sadar? Kau berada di UKS. Sebenarnya apa yang terjadi?”

“Mwo? Apa aku pingsan di tengah lapangan? Dan, kau yang membawaku kesini?” Tanyanya lagi.

“Annio, Minho yang membawamu kesini.”

“MWO???” Jiyeon membelalakan matanya. “Namja itu yang membawaku kesini? Berarti dia menggendongku? Aigooo…Jiyeon pabo! Mengapa kau harus pingsan?! Aisshhh!” Ujarnya seraya memukul-mukul tempat tidur.

“Yaa! Jiyeon-ah, seharusnya kau berterimakasih padanya! Kalau dia tidak membawamu kesini, apa jadinya nanti?!” Kataku yang berhasil membuatnya terdiam. “Oh iya, sebenarnya apa yang terjadi?” Tanyaku lagi.

“Aku dihukum gara-gara dia yang mengambil tempat untuk sepedaku. Dan kami bertengkar disitu, Kyung mi-ah. Akhirnya Kang sonsaengnim datang. Dan aku dihukum ditengah lapangan dengan kaki berlutut dan kedua tangan berada di atas kepala. Ah,  sudahlah, ayo kita ke kantin! Aku lapar, pasti aku pingsan gara-gara belum makan.”

“Ne, kajja!” Aku dan Jiyeon pun beranjak dari UKS menuju kantin. Saat kami sudah mendapatkan makanan dan ingin mencari tempat duduk, kami berpapasan dengan Onew sunbae. Tidak tau kenapa jantungku sempat berhenti sejenak. Apa mungkin aku mulai menyukainya? Yaa! Kyung mi-ah kenapa kau berpikiran seperti itu? Aish, lupakan! Kau kan tidak ada perasaan padanya!

“Kyung mi-ah, Jiyeon-ah, annyeong…” Katanya seraya melambaikan tangannya padaku dan juga Jiyeon.

“Annyeong…” Jawabku dan Jiyeon bersamaan sembari membungkukkan badan.

“Sunbae, Kyung mi-ah…aku duluan ya? Aku mau ke toilet dulu. Annyeong…” Kata Jiyeon seraya melangkahkan kakinya yang meninggalkanku dan Onew sunbae berduaan. Aigo…Jiyeon-ah kenapa kau meninggalkanku berduaan dengannya? Apa kau sengaja? Ah, jincha!

“Kyung mi-ah, gwaenchana?” Ujar sunbae yang membuatku terkejut.

“Ne?”

“Gwaenchanayo?” Ulangnya lagi.

“Aah, ne.” jawabku singkat.

“Tunggu sebentar, kau duduk saja disitu. Aku ingin membeli sesuatu dulu. Jadi, kita bisa makan bersama.” Katanya sembari menunjuk bangku yang ia maksud dan beranjak pergi meninggalkanku. Aku pun menaruh makananku di atas meja. Tidak lama kemudian Onew sunbae sudah kembali sembari membawa makanannya dan dua botol minuman. Untuk siapa minum itu?

“Ini untukmu. Kau belum membelinya kan?” tanyanya seraya memberikan minuman itu kepadaku. Aku pun menerimanya dengan senang hati. Kenapa dia baik sekali sih? Ya, aku tau bahwa dia menyukaiku. Tapi, apa benar ia menyukaiku sampai seperti ini? Lupakan!

Onew P.O.V

Aku memperhatikannya saat dia sedang makan makanannya dan menyuruput minumannya. Dari mulai rambutnya, matanya, hidungnya sampai bibirnya. Sungguh mempesona. Sungguh membuatku semakin menyukainya.

“Sunbae? Mengapa kau memperhatikanku sampai seperti itu? Kau belum memakan makananmu?” Katanya yang menyadariku sedang memperhatikannya. Aku segera memalingkan wajahku dan berpura-pura memakan makananku.

***

Jiyeon P.O.V

Aku meninggalkan Kyung mi dan Onew sunbae berduaan. Ya, aku memang sengaja untuk mendekatkan mereka berdua. Aku pun memilih untuk ke perpustakaan sembari membawa makanan yang aku beli di kantin.

Saat akan berbelok kearah perpustakaan, aku bertemu dengannya. Namja yang selalu membuatku sial. Aku membuang muka, aku tidak ingin melihatnya. Tapi, aku mengingat sesuatu, aku pun mengahampirinya.

Bruk !

Aku tersandung sesuatu, yang membuatku hampir terjatuh. Aishh…pasti itu ulah namja gila itu! Aaarrgghh…selalu saja membuatku seperti ini. Pasti dia balas dendam, karena aku sudah menginjak kakinya dengan sengaja. Padahal, aku ingin berterimakasih padanya. Tetapi, ku-urungkan niatku, karena dia sudah membuatku kesal kembali.

“Yaaa! Maksudmu apa, huh?! Untung saja aku tidak jatuh, kenapa sih kau selalu membuatku kesal? Wae??? Padahal aku ingin berterimakasih padamu, karena kau sudah membawaku ke UKS. Tapi, kau malah membuatku kesal. Apa sih maumu?!” ucapku kesal.

“Yaa! Aku membawamu ke UKS, karena aku kasihan melihatmu tak berdaya ditengah lapangan! Aku hanya kasihan saja. Kau ingat itu!”

“Yaa! Apa kau mau balas dendam padaku?! Apa kau pikir aku tidak kesal? Dimana ada kau, aku selalu saja kena sial. Awas kau ya! Aku akan membuat perhitungan.” Kataku seraya beranjak pergi meninggalkannya.

“Silahkan. Aku akan menunggu.” Jawabnya yang ku dengar samar-samar. Sungguh menyebalkan, kenapa sih aku harus bertemu dengannya? Aku menjadi kesal sendiri, aku tidak tau mau kemana sekarang. Aku sudah tidak ingin ke perpustakaan lagi, karena kesal dengannya. Aku kan hanya ingin berterimakasih, kenapa dia tidak malah membuatku kesal? Jincha!

Kakiku pun melangkah ke ruang kelas ku, dan aku pun memakan makanannya sampai habis.

Treett…treeett..

Bel pun berbunyi, tanda masuk dan kembali belajar.

Aah, jincha! Untung saja aku sudah selesai makan. Kulihat semua murid di kelas ini, sudah kembali kekelas, termasuk Kyung mi dan namja itu.

Saat aku mengeluarkan buku dari dalam tasku, kurasa ada yang memperhatikanku. Aku mencari asal tatapan itu, dan saat aku menoleh kesampingku, ternyata namja itu sedang menatapku tajam. Aku pun membalas tatapannya dengan tajam. Aish…untuk apa aku memperhatikannya? Aku pun kembali menatap ke depan, saat sonsaengnim sudah berada di depan kelas dan memulai pelajaran.

***

“Kyung mi-ah…ayo kita pulang!” Ajakku saat bel pulang sekolah sudah berbunyi.

“Hem…aku…aku…”

“Kyung mi akan menemaniku ke toko buku. Tidak apa-apakan?” Tiba-tiba Onew sunbae datang.

“Aah, ne. Gwaenchana. Kalian pergi saja! Aku tidak apa-apa kok pulang sendiri.”

“Bagaimana kalau kau bareng dengan Minho? Setahuku, rumahnya dan rumahmu berdekatan.” Ujar Onew sunbae yang mengangetkanku.

“Mwo??? Shireo! Aku pulang sendiri saja.” Kataku yang beranjak pergi keluar dari kelas. Lebih baik aku pulang sendiri, dibanding aku harus pulang bersamanya. Chakaman, sunbae bilang, rumahnya dekat dengan rumahku? Rumah namja itu dekat rumahku? Apa maksudnya itu? Aku pun kembali ke kelas. Dan kulihat Onew sunbae dan kyung mi sedang berjalan dekat lapangan. Aku berlari kearah mereka.

“Sunbae, chakaman!” Teriakanku berhasil membuat mereka berhenti lalu menoleh kearahku.

“Ne?” Tanya sunbae setelah aku sudah berada dihadapannya.

“Kau bilang, rumahnya dengan rumahku berdekatan? Sejak kapan?”tanyaku.

“Ne, rumahnya memang disitu dari dulu.”

“Mwo? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?”

“Dia memang sekolah di Paris selama setahun. Kau tidak tahu kalau dia pindahan dari Paris?” ucap Onew sunbae yang membuatmu menganga. Kenapa aku tidak tahu bahwa dia pindahan dari Paris?

Aku ingin sekali kesana, itu kan Negara yang sangat ingin ku kunjungi. Enak sekali dia bisa ke Paris dan menetap disana. Aiigoo…aku iri padanya.

“Yasudah, aku pergi dulu ya… Annyeong…” kataku seraya meninggalkan mereka yang terdiam sambil melambaikan tanganku.

Kini aku mengayuh sepedaku. Aku masih memikirkan apa yang dibilang Onew sunbae tadi. Paris? Dia pernah menetap di Paris? Aiigoo…enak sekali menjadi dia. Dia dibolehkan tinggal dan sekolah disana. Aah, jincha! Aku benar-benar iri padanya.

“Jiyeon-ah…!” seseorang memanggilku yang berhasil membuyarkan pikiranku, aku pun segera memberhentikan sepedaku dan mencari asal suara itu.

~ To Be Continued ~

P:S : jangan lupa komen yaaah!!!